Gara-gara tak bayar iuran kebersihan, puluhan pegawai kelurahan terpaksa menggeruduk bengkel bubut milik Kartono, Jalan Perwira V, Pulo Brayan Bengkel, Medan Timur, Senin (18/2/2013). Di mata para pegawai kelurahan, si pemilik bengkel selain tak bayaran iuran sampah juga sering membandel.
Berdasarkan informasi yang diperoleh MedanBagus.com, pemilik bengkel, Kartono, saat ditemui di Mapolsekta Medan Timur mengatakan, pagi tadi sekitar pukul 09.00 WIB, dirinya dipanggil karyawan bengkel karena Kepala Lingkungan, Salim, datang ke bengkel.
"Karyawan saya bilang apa berani datang ke bengkel sendiri atau perlu ditemani beberapa orang. Saya bilang sama karyawan saya tak perlulah hal seperti itu. Ini hanya miskomunikasi," kata Kartono yang datang bersama isterinya itu di Mapolsekta Medan Timur, Senin (18/2/2013) siang.
Tiba di bengkel yang letaknya tak jauh dari rumah itu, jelas Kartono, dia sangat kaget karena sekitar 50 orang berseragam dinas Pemko Medan telah menduduki bengkelnya. "Kepala saya dipukul teman kepling itu dengan helm. Ditarik, diseret dan dipiting seperti maling," tuturnya.
Menurutnya, Sabtu (18/2/2013) lalu si kepling, Salim, menemuinya untuk membahas iuran kebersihan.
Salim, katanya, menawarkan potongan iuran kebersihan yang seharusnya sekitar Rp500 ribu per bulan menjadi Rp160 ribu. Namun, Salim meminta iuran langsung dibayar untuk setahun.
Dijelaskannya, si kepling juga memintanya untuk tidak bercerita kepada Camat tentang diskon ini karena takut dipecat. "Saya bilang, saya minta bukti pembayaran tapi dia (kepling, red) menolak dan meminta saya membuat surat keberatan membayar. Siapa yang keberatan, padahal saya tak ada keberatan," ujarnya.
Tak disangka, Salim datang lagi ke bengkelnya dan dengan membawa serta puluhan pegawai Pemko Medan. "Ada sekitar 50 orang yang datang dan ada rekaman CCTV-nya. Mereka keluar masuk bengkel dengan sesuka hati," kata isteri Kartono.
Setelah dipukul dengan helm, Kartono pun dibawa masuk ke dalam bengkel.
"Mereka bilang, kau tak mau bayar uang kebersihan ya? Saya diam saja. Kalau berbicara nanti malah tambah panas," ujarnya.
Beruntung, Camat Medan Timur, P Pasaribu, segera datang ke lokasi.
Dijelaskannya, Pak Camat saat itu pun langsung marah karena kepling dan pegawai lainnya tidak berkoordinasi dengannya. "Pak Camat pun memarahi mereka karena tak ada koordinasi sama sekali," bebernya.
Tak terima dengan hal ini, Kartono pun melaporkan penganiayaan dirinya ke Mapolsekta Medan Timur dan kini sedang dirinya sudah sempat diperiksa di RSU dr Pirngadi untuk mendapatkan surat visum guna melengkapi berkas laporannya. [ans]
KOMENTAR ANDA