post image
KOMENTAR
Meprihatinkan. Di saat warga Manado ditimpa bencana banjir dan tanah longsor namun sedikit pun hal itu tak mendapat atensi dari para tokoh politik yang kemarin meramaikan media massa. Ironisnya, tak ada pernyataan simpati dari para tokoh politik soal bencana yang telah menelan belasan korban jiwa itu.

Padahal, sejak dua hari terakhir ini warga ibukota provinsi Sulawesi Utara itu sedang menderita akibat kehilangan kerabat dan kesulitan air bersih.

Beberapa prasarana di sejumlah daerah terputus, seperti saluran air minum di wilayah Kelurahan Batukota, Kecamatan Malalayang. Saluran air di sana terputus sejak Sabtu petang lalu.

Hal itu disampaikan seorang warga, Irene Belung, warga yang menetap di kawasan itu kepada Rakyat Merdeka Online, beberapa saat lalu, Senin(18/2).

"Untuk mandi dan lain-lainnya kami terpaksa beli air bersih," ujar Irene.

Berdasarkan penghitungan Pemkot Manado, tercatat sekitar 4.500 rumah diterjang banjir, tanah longsor, dan 12 di antaranya hanyut terbawa air dan satu rumah ibadah rusak, serta sekitar 10.000 orang mengungsi. Data terakhir menyebutkan 14 orang yang meninggal akibat banjir dan longsor.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB  Sutopo Purwo Nugroho, kemarin menyebutkan penanganan darurat terus dilakukan  tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Tagana, Basarnas, PMI, Rapi, SKPD, relawan dan masyarakat. [ald/rmol/ans]

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Komunitas