post image
KOMENTAR
Bicara dalam konteks independensi media dalam pemberitaan Pilgubsu 2013, media cetak di Sumut salah mengartikan makna pemberitaan yang adil dan berimbang.

"Berimbang itu bukan melulu semua calon mendapatkan kolom dengan luas yang sama dalam pemberitaan," urai Tikwan Raya Siregar dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Medan dalam dialog interaktif independensi media, di hotel Putra Mulia, Medan, Sabtu (16/2/2013).

Menurut dia, pemberitaan yang independen dan berimbang itu harus kembali ke dasar dan prinsip jurnalistik, yaitu kebenaran dan keberpihakan kepada masyarakat.

"Yang terjadi jelang pilgubsu ini adalah kepentingan kontestan lebih mengemuka ketimbang urgensi dari kepentingan publik," sebut Tikwan.

Ia mencontohkan, gejala itu tampak di pemberitaan-pemberitaan di media yang memberi porsi yang besar bagi liputan serimonial berupa kunjungan dari masing-masing cagub tersebut.
"Kunjungan ke sana, bertemu dengan warga sini, berjumpa dengan tokoh apa dan mendapat dukungan dari mana," sebutnya.

Idealnya, media yang independen dan berimbang itu harus mengkaji tuntas tentang apa yang menjadi jargon para cagub-cagub tersebut.

"Misalnya bicara soal kesejahteraan, semestinya kita bicara bagaimana mencapai kesejahteraan itu, apa yang harus dilakukan, bagaimana regulasi mencapai kesejahteraan itu, di situ peran media yang hilang," kata Tikwan.

Makanya berangkat dari itu, menurut Tikwan, indenpendensi media dalam pemberitaan pilgubsu sangat terganggu. "Kepentingan kontestan jauh lebih unggul ketimbang kepenting masyarakat," sebutnya.

Hadir juga dalam acara itu pembicara lainnya Iskandar Zulkarnai, dosen/praktisi media, Sahyan RW, Komisioner KIP dan Mutia Atiqah, komisioner KPID Sumut. [rob]

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa