Pola rekrutmen politik yang terjadi saat ini mendapat perhatian dari tokoh perubahan nasional Dr. Rizal Ramli. Dia mewanti-wanti Indonesia terancam menjadi the next Philipine atau Philipina kedua jika pola rekrutmen politik tidak diubah untuk memunculkan pemimpin berintegritas dan memiliki kompetensi yang tinggi.
Di Philipina, kata mantan Menteri Kordinator bidang Perekonomian ini, hanya ada dua golongan yang bisa masuk ke lingkaran kekuasaan. Golongan pertama adalah kalangan pengusaha yang memiliki keuangan kuat. Golongan kedua adalah kalangan para pesohor seperti artis.
"Joseph Estrada itu aktor dan bisa jadi presiden. Tapi begitu dia jadi presiden, korupsi langsung merebak," kata RR, panggilan Rizal Ramli ketika berkunjung ke kantor Grup Media Solopos di Griya Solopos, Jalan Adi Sucipto, Solo, Jumat (15/2/2013).
Karena itu RR mengajak semua elemen bangsa, termasuk media, membantu menyeleksi tokoh-tokoh calon pemimpin yang layak, yang mampu mengatasi beragam permasalahan dan tantangan bangsa dan negara. Kompetisi tidak didasarkan pada popularitas semata, namun atas pertimbangan-pertimbangan yang substansial yakni integritas dan kompetensi.
"Kita perlu meniru China yang walaupun pemerintahannya tidak demokratis, hanya satu partai, namun mampu menyusun dan menyeleksi mana pemimpin yang betul-betul layak. Mereka bahkan sudah menyeleksi para calon pemimpin untuk 10 tahun mendatang," katanya.
Dia juga mengingatkan masyarakat saat ini bukan lagi skeptis, tapi distrust. Demokrasi telah mengkhianati amanah dan tujuan konstitusi. Desain demokrasi yang tidak didukung dengan sistem hukum yang kuat mendorong maraknya praktik politik yang diwarnai dengan tindak korupsi, yang pada akhirnya menciptakan demokrasi kriminal.
"Proses demokratisasi yang terjadi telah dibajak oleh kekuatan uang. Sekarang yang berlaku adalah demokrasi kriminal. Makanya ada banyak pejabat masuk penjara," ujarnya. [dem/rmol/rob]
KOMENTAR ANDA