Prediksi atau penilaian bahwa Sekjen DPP Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) akan menggantikan Anas Urbaningrum sebagai Ketum DPP kalau diganti, merupakan pengamatan terlalu pagi, bahkan keliru total.
"Sebab, kalaupun skenario terburuk dalam kemelut PD adalah AU harus mundur karena kasus korupsi, Ibas bukan figur yang tepat untuk memegang kendali PD dalam situasi krisis," jelas pengamat politik senior AS Hikam (Jumat, 15/2).
Di samping usia masih muda dan jam terbang politik masih rendah, Ibas belum bisa menjadi pemersatu dan motor penggerak partai seperti AU. Padahal, proses penyelamatan, penertiban, dan penataan ulang akan bergulir paska-Pemilu, sebagaimana dikemukakan SBY.
Mengangkat Ibas sebagai Ketum dalam situasi krisis dalam jangka pendek, memang pasti menguntungkan kubu tertentu di elit PD. Namun yang diperlukan PD dalam jangka pendek, menengah, dan panjang adalah seorang Ketum yang memiliki kapasitas kepemimpinan yang berpengalaman dan kemampuan manajemen politik yang teruji.
"Ibas, seperti juga Puan (Maharani) di PDIP, mungkin memiliki potensi-potensi tersebut namun perlu waktu untuk di-groom sampai kepada posisi tersebut," demikian mantan Menristek, yang saat ini bergelut di dunia pendidikan, President University. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA