Agaknya figur raja dangdut Rhoma Irama sudah ditendang ke luar dari bursa perebutan tiket capres Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Habis manis sepat dibuang. Padahal isu wacana Rhoma dicapreskan oleh PKB sempat sedikit memulihkan elektabilitas PKB.
Indikasi Rhoma Irama ditendang dari bursa capres PKB bisa diamati dari pernyataan Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) DPP PKB, Syaifullah Maksum, yang mengatakan saat ini LPP DPP PKB hanya menggodok figur Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Khofifah Indar Parawansa sebagai bakal capres PKB.
Posisi Rhoma bisa jadi digantikan oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono yang dimasukan PKB sebagai figur bakal capres dari eksternal PKB. Syaifullah mengungkapkan alasan partainya memasukan Ani Yudhoyono sebagai bakal capres.
“Pertama, nama Ani Yudhoyono cukup banyak dinominasikan di akar rumput karena dianggap merepresentasikan kaum hawa. Kedua, pengalaman beliau mendampingi Pak SBY dari bawah sampai jadi presiden, itu juga jadi pertimbangan kami,” katanya.
Disinggung soal hasil survei Pusat Data Bersatu (PDB) yang menempatkan elektabilitas Mahfud MD di bawah Rhoma Irama, Syaifullah mengatakan saat ini hasil survei masih fluktuatif dan dinamis.
“Pak Mahfud juga kan belum secara resmi, terencana dan serius melakukan sosialisasi sebagai capres. Beda sama Rhoma yang sudah ke mana-mana sosialisasi capres. Mahfud istilahnya masih malu-malulah. Tapi kan perjalanan masih panjang,” ujarnya.
Keempat figur bakal capres PKB itu, dijelaskan Syaifullah, akan diuji keterpilihannya melalui melalui forum konvensi. “Memang konvensi ini tidak sederhana, biayanya luar biasa tapi ini kita lakukan untuk melibatkan publik dalam menjaring pemimpinnya. Jadi memilih capres tidak semata-semata di tingkatan elit politik saja, tapi juga melibatkan seluruh elemen pendukung PKB,” tandasnya. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA