post image
KOMENTAR
Kebocoran draf Sprindik KPK atas Anas Urbaningrum bukan kelalaian tetapi kesengajaan oleh pihak-pihak tertentu bekerjasama dengan orang internal KPK, dengan motivasi dan tujuan politik.

Menurut Ketua Badan Pekerja Setara Institute, Hendardi, sesaat lalu (Kamis, 14/2), indikasi pembocoran menguat karena peristiwa itu pertama kali terjadi dalam sejarah KPK dan berjalan paralel dengan ketegangan antara Susilo Bambang Yudhoyono dan Anas Urbaningrum.

"Peristiwa ini juga semakin menguatkan dugaan mendalamnya infiltrasi dan penetrasi instrumen  KPK oleh pihak-pihak tertentu adalah bentuk insinuasi, bahkan teror politik terhadap lawan politik," kata Hendardi kepada Rakyat Merdeka Online.

Dia mengatakan, ada beberapa dugaan terkait aktor pembocor dokumen rahasia ini.
Pertama, mengikuti logika linier dengan asumsi ada ketegangan antara Anas dan SBY, maka pihak pembocor adalah pihak yang melakukan operasi politik di kubu SBY.

Pesan politiknya, ujar Hendardi, sangat jelas. Yakni, menekan KPK untuk mempercepat penetapan Anas sebagai tersangka. Dengan beredarnya Sprindik, KPK dipaksa untuk segera menetapkan Anas sebagai tersangka untuk kemudian dapat diberhentikan dari kedudukannya sebagai Ketua Umum.

Kedua, mengikuti pemahaman kebalikannya, pihak pembocor bisa datang justru dari kubu Anas Urbaningrum. Pesan politik yang ingin disampaikan adalah memperlemah integritas SBY sebagai Presiden dan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat yang memanfaatkan KPK sebagai instrumen politik.

"Bagaimanapun, posisi SBY jelas menjadi tertuduh atas penyebaran Sprindik ini," kata dia lagi.

Tujuan kubu Anas adalah menegaskan bahwa jika Anas kemudian ditetapkan sebagai tersangka, maka penetapan itu bukanlah fakta hukum tetapi karena desakan SBY. Dengan demikian, penetapan Anas sebagai tersangka semata adalah manuver politik kubu SBY yang menggunakan KPK sebagai alat politik untuk memenuhi hasrat yang tertunda, menguasai Demokrat dari kubu Anas.

Ketiga, pembocor Sprindik dilakukan oleh aktor di luar kubu Anas dan SBY tetapi dari partai-partai dan pihak-pihak tertentu yang menghendaki kehancuran Demokrat dan citra diri SBY.  

"Siapapun aktor pembocor, yang pasti mata dan telinga publik hari ini menyaksikan bahwa seolah-olah kubu SBY telah secara membabi buta menguasai Demokrat dengan mengorbankan integritas dan independensi KPK," katanya.

Di sinilah relevansi, mengapa pihak Istana merasa tidak nyaman, tambahnya. Sulit disangkal bahwa peristiwa ini merupakan kesengajaan dan operasi politik pihak tertentu. Apalagi pembocoran ini paralel dengan langkah-langkah penyelamatan Partai Demokrat.

Menurutnya, KPK perlu diapresiasi karena sigap melakukan investigasi internal. Karena kualitas kasus pembocoran ini yang melibatkan aktor-aktor tingkat tinggi, tidak cukup hanya Tim Internal KPK yang melakukan investigasi.

Komite Etik Ad Hoc perlu dipertimbangkan, demi memulihkan kepercayaan publik pada KPK. Hasil investigasi yang tidak kredibel hanya akan memperlemah KPK secara sistematis dan berkepanjangan akibat kehilangan kepercayaan dari publik. [rmol/hta]

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa