Pemerintah memastikan nilai tukar rupiah tidak perlu dikuatirkan, dan bahkan masih sesuai dengan makro ekonomi nasional.
Pelemahan mata uang yang dilakukan beberapa negara maju tidak berdampak pada nilai tukar rupiah. Hingga saat ini, posisi rupiah dipastikan aman dan stabil.
"(Rupiah) cukup sehat kok, rupiah kita stabil cukup baik, cukup untuk ekspor," ujar Menko Perekonomian Hatta Rajasa di kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta (Rabu siang, 13/2).
Karena itu, menurut Hatta, tidak perlu ada kekhawatiran yang berlebihan mengingat kondisi rupiah sudah sesuai dengan fundamental makro. Bahkan nilai tukar rupiah dianggap terbaik di dunia saat ini.
Hal yang senada juga disampaikan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementrian Perdagangan Gusmardi Bustami. Kata Gusmardi, nilai tukar Indonesia masih sesuai fundamental dan masih masuk akal untuk ekspor impor.
Sementara itu, kata Gusmardi, pergerakan nilai tukar masih dalam level yang dapat ditolerir baik dari sisi impor maupun ekspor. Saat ini yang menjadi tantangan adalah pelemahan ekonomi global untuk kinerja ekspor dan impor.
"Kita selama ini kan rupiahnya ada dilevel Rp 9.000 an per dolar AS. Jadi masih bagus. Saya kira rupiah tidak akan ada masalah," kata Gusmardi sebagaimana dikutip dari Sekretariat Kabinet.
Menurut Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional itu, terganggunya ekspor saat ini karena harga komoditi yang menurun. Pasalnya komposisi ekspor Indonesia 65 persen berupa komoditas sehingga pergerakan laju ekspor tergantung dari fluktuasi harga komoditas, dan bukan karena melemahnya nilai rupiah.
"Kalau harga komoditas menurun maka akan ikut turun (ekspornya), kalau harga naik maka akan ikut naik," ungkap Gusmardi.
Sementara Bank Indonesia mengatakan pada Januari 2013 ini, rupiah secara rata-rata melemah sebesar 0,22 persen (mtm) ke level Rp 9.654 per dolar AS dengan volatilitas yang tetap terjaga. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA