Wakil Ketua Komisi D DPRD Medan, Irwan Sihombing mengatakan biaya pengerukan drainase tak sebanding dengan hasil yang diinginkan. Saluran drainase di Kota Medan tetap saja dipenuhi lumpur atau sendimentasi yang menghambat jalannya air. Akibat, jika hujan turun air meluap ke badan jalan hingga aspal jalan menjadi rusak.
"Pengerukan drainase yang dilakukan selama ini terkesan sia-sia. Sebab lumpur dibiarkan menumpuk terlalu lama di pingir saluran drainase, sehingga jika hujan turun lumpur kembali masuk ke parit. Ini kan pekerjaan yang sia-sia," ujarnya, Selasa (12/2/2013).
Kondisi drainase di Kota Medan sampai saat ini masih memprihatinkan. Ratusan miliar rupiah yang dianggaran setiap tahun untuk rehabilitasi dan pengerukan saluran drainase jadi terbuang sia-sia.
"Hampir seluruh drainase di kota ini sudah dikeruk, tapi tetap saja tidak berfungsi maksimal. Kondisi ini terjadi karena pengerukan yang dilakukan tidak maksimal," katanya.
Politisi Partai Demokrat ini mengatakan, Dinas Bina Marga tidak pernah serius dalam menjalankan program pengerukan drainase. Akibatnya, banyak parit di Kota Medan yang tersumbat.
"Dinas Bina Marga harus melakukan pengawasan maksimal. Pihak ketiga yang melakukan pengerukan secara asal-asalan harus ditindak," tandasnya. [rob]
KOMENTAR ANDA