Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat SBY tidak pernah berkeinginan untuk menzolimi Anas Urbaningrum secara hukum. Karena itu, SBY selalu berpesan kepada elit Demokrat untuk tidak menyandarkan kegelisahan atas merosotnya elektabilitas Demokrat pada proses hukum yang dihadapi Ketua Umum tersebut.
Demikian disampaikan politisi senior Partai Demokrat Amir Syamsuddin dalam acara Indonesia Lawyers Club TvOne dengan tema SBY Galau, Anas Dikudeta? tadi malam (Selasa, 13/2).
"Jadi kalau ingin menyampaikan rasa tanggungjawab terhadap nasib partai yang sedang dirundung keadaan krisis, itulah pilihannya kenapa hasil survei (SMRC) itu jadi patokan. Makanya tidak ada sama sekali harapan agar saudara Anas Urbaningrum jadi tersangka, tidak pernah," tegasnya.
Menteri Hukum dan HAM ini menjelaskan, pada pertemuan Jumat (8/2) di Cikeas, Bogor, sebelum ditandatangani, SBY meminta elit Demokrat untuk membaca dan memberi masukan 8 solusi penyelamatan Partai Demokrat tersebut. Kesempatan yang sama juga diberikan kepada Anas, yang juga hadir, selaku Wakil Ketua Majelis Tinggi.
Meski memang, Anas belum bersedia menandatangani. Saat itu, Anas berdalih ingin melakukan shalat istikhoroh terlebih dahulu dan berjanji akan menemukan solusi yang lebih baik.
"Jadi disini saya melihat Ketua Umum/Wakil Ketua Majelis Tinggi itu bukan saja diberikan kesempatan untuk ikut membaca draf, dimana juga kalau bisa memberikan masukan, tapi beliau juga berkomitmen dia akan istikhoroh, bahkan menjanjikan akan ada solusi yang lebih baik daripada yang dilakukan malam itu. Kami semua yang mendengarkan pernyataan itu menganggap ini sebagai komitmen," tandasnya. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA