
Karena berdasarkan survei, elektabilitas Demokrat terjun bebas tinggal hanya 8 persen. Penyebabnya, ada sejumlah kader partai berlambang bintang mercy itu, terutama Anas, disebut-sebut terkait kasus korupsi.
"Sebenarnya kita juga nggak menyangka sampai booming seperti ini," ujar Direktur Eksekutif SMRC Grace Natalie saat berbincang dengan Rakyat Merdeka Online (grup MedanBagus.com) Sabtu (9/2).
Grace menjelaskan, SMRC meilis survei itu secara berkala. Terakhir surveinya dipublikasi pada Oktober 2012. Survei itu sebenarnya memotret kondisi semua partai.
"Tapi Demokrat ini partai berkuasa. Sedikit saja oknum, orang-orang merasa yang banyak korupsi itu di Demokrat. Dari segi kuantitas, partai yang lain banyak. Jadi ketika di dalam survei kemarin Demokrat begitu terpuruk, karena partai berkuasa, effect-nya lebih besar dibanding yang lain," jelasnya.
Padahal, sebetulnya, selain Demokrat, ada partai lain yang juga elektabilitasnya anjlok. Misalnya PKS, yang hanya memiliki elektabilitas 2,7 persen.
"Sebenarnya kalau mau dibikin berita, PKS juga kan agak turun. Karena posisi Demokrat sebagai partai berkuasa, otomatis dia disorot. Dan kondisi Demokrat belum pernah seburuk ini sebelumnya. Di bulan Oktober, elektabilitas Demokrat masih 11 persen. Berarti kan dalam waktu tiga bulanan, turun sampai 8 persen. Itu kan drastis," ungkapnya.
Hasil survei tersebut semakin menghebohkan Demokrat karena langsung ditanggapi elit partai tersebut. "Kita nggak nyangka bakal seperti ini. Tapi karena langsung direspons sama Pak Jero Wacik, Pak Syarif Hasan, dan Pak SBY, itu yang bikin heboh," tandasnya.
Tapi mantan presenter TvOne ini pun menampik, hasil surveinya dirilis untuk menambah alasan bagi SBY mendepak Anas yang juga mantan Ketua Umum PB HMI tersebut. "Nggak lah. Nggak ada urusan," elaknya.[zul/rmol/ans]
KOMENTAR ANDA