post image
KOMENTAR
Penyelamatan Demokrat ala SBY lewat cara pengambilalihan wewenang ketua umum dari Anas Urbaningrum ke Majelis Tinggi akan menimbulkan konflik internal.

“Anas itu punya banyak pengikut di daerah. Mereka tidak akan terima dengan hal ini. Mereka bisa melawan,” ujar pakar politik UI Prof Budiatna tadi malam.

Budiatna juga ragu langkah ini bisa memperbaiki elektabilitas partai. Kata dia, sebagai presiden, SBY tidak mungkin bisa all out untuk bekerja di partai. SBY juga tidak mungkin blusukan ke daerah-daerah seperti yang dilakukan Anas selama ini.

“Jadi, katanya (elektabilitas) Demokrat tetap aja nggak akan berubah. Malah orang jadi ragu terhadap Demokrat,” tandasnya.

Kemarin, Jusuf Kalla juga ikut berkomentar. Bekas wakil SBY di Kabinet Indonesia Bersatu Jilid 1 ini menyamakan pengambilalihan yang dilakukan SBY seperti yang terjadi saat Rektor UI Gumilar Soemantri mau dilengserkan.

“Saya bergurau, apa yang dilaksanakan Presiden semalam sesungguhnya mengikuti UI," seloroh JK usai pemberian gelar Honoris Causa di Universitas Indonesia (UI), Depok, kemarin.

Di Demokrat, SBY sebagai Ketua Majelis Tinggi mengambil alih kepemimpinan Demokrat, yang sebelumnya berada di tangan Anas Urbaningrum. Sementara di tubuh Rektorat UI, pengambilalihan dilakukan Djoko Santoso yang menjabat Dirjen Dikti Kemendikbud.

 “Sebelumnya, Majelis Tinggi UI mengambil alih Rektor UI. Kalau Demokrat kan Majelis Tinggi mengambil alih tugas Ketua Umum. Jadi, ikut UI sebenarnya," selorohnya. [zul/rmol/ans]

Pertamina Turunkan Harga Beberapa Produk BBM Non Subsidi

Sebelumnya

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa