Siantar Square yang berada di Jl Piyata Yudha, Pematangsiantar, berpontensi dikembangkan menjadi pusat jajanan malam yang menyuguhkan berbagai makanan dan souvenir khas daerah itu. pasalnya, Siantar Square bisa menjadi lokasi persinggahan bagi wisatawan mancanegara dan domestik yang ingin berwisata ke Danau Toba.
Di Siantar Square, wisatawan tidak hanya ditawari cita rasa makanan khas daerah, tapi juga dapat membeli produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) seperi kerajinan tangan dan souvenir. Makanan dan souvenir bukan hal yang mustahil untuk dipadukan dalam satu lokasi.
Namun Pemerintah Kota Siantar belum memaksimalkan potensi tersebut. Sejak direkolasi beberapa waktu lalu, Pemko Pematang Siantar menyiapkan 150 lapak, namun hanya sekitar 50 lapak yang telah ditempati.
Salah seorang pedagang martabak telur, Sarika mengaku, omset penjualannya menurun sejak menempati lapak Siantar Square. Sebelumnya, Sarika berjualan di pasar kaget Jalan Sutomo Pematang Siantar. Tiap malam, Sarika dapat menjual martabak mencapai 150 porsi dengan harga Rp 10.000 perpiring. Sedang di Siantar Square hanya mampu menjual sekitar 50 porsi atau menurun mencapai 200 persen.
"Bukan karena banyak saingan, tetapi pembeli yang datang tidak seramai di Jl Sutomo. Padahal, di Siantar Square, pedagang boleh berjualan 24 jam. Kami pembinaan dari Pemkot Siantar agar kawasan ini menjadi ramai pembeli," harap Sarika.
Senada, Fajaruddin, pedagang mie goreng juga mengaku omset penjualan Siantar Square jauh berkurang dibanding saat membuka lapak di Jl Sutomo Pematang Siantar.
"Saya sudah 12 tahun berjualan di pasar kaget Jl Sutomo. Alasan demi keindahan kota, pedagang kemudian direkolasi ke Siantar Square dan Siantar Woy," jelas Fazaruddin.
Sebagian besar pedagang memilih menempati lapak di Siantar Aquare. Sisanya pindah ke pusat jajanan malam Siantar Woy di kawasan Jl Stasiun Kereta api. "Banyak kedai tuak di sekitar Siantar Woy. Karena itu pedagang lebih banyak memilih berjualan di Siantar Square," jelas Fazaruddin.
Calon Wakil Gubernur Tengku Erry saat berkunjung ke pusat jajanan malam itu mengaku keberadaan Siantar Square sangat tepat. Pedagang kuliner tidak lagi berjualan di pinggir jalan yang bisa mengurangi keindahan kota. Pembeli juga diuntungkan karena punya banyak pilihan makanan di satu lokasi.
"Sebelum ke Danau Toba, wisatawan bisa menikmati berbagai cita rasa makanan di Siantar Square dulu bersama keluarga. Kemudian perjalanan dilanjutkan ke Parapat. Atau sebaliknya, singgah di Siantar Square setelah berekreasi di Danau Toba," demikian disampaikan Erry Nuradi dalam siaran pers yang diterima MedanBagus.com, Sabtu (9/2/2013) [ded]
KOMENTAR ANDA