Dewi br Tinambunan (30) bidan yang tewas ditembak seseorang di kediamannya di Jalan Pertahanan Gang Indah, Dusun V, Sigara-gara, Patumbak, Kamis (7/2/2013) kemarin, menyisakan penderitaan mendalam bagi keluarga terutama ibundanya. Sesekali ayahnya P Tinambunan masih menangisinya berharap agar Dewi Tinambunan hadir dalam mimpinya untuk memberitahu siapa pelaku pembunuhan itu sebenarnya.
Monitoring MedanBagus.com, hingga kini rumah duka masih dipadati para pelayat yang ingin menyampaikan bela sungkawa atas kepergian sang bidan ke pangkuan Sang Khalik sebelum akhirnya dikebumikan.
Isak tangis dan jeritan masih terdengar di rumah duka tempat dimana Dewi roboh dipelor. Sosok Dewi yang dikenal warga baik dan selalu rendah hati serta suka menolong membuat warga yang turut melayat merasa kehilangan.
Menurut Tiurlan br Hutasoit (40), warga sekitar yang ditemui di rumah duka mengaku, sangat kehilangan atas kepergian Dewi, karena Dewi merupakan bidan yang selalu membantu warga sekitar bila ada yang sakit.
"Baik kali si Dewi itu, kalau ada yang sakit dikasih dia obatnya. Pokoknya baik lah orangnya," kenang wanita yang mengenakan kain sarung dan ulos ini.
Suasana di dalam rumah duka, jenazah Dewi yang telah terbujur kaku di dalam peti jenazah ditangisi para keluarga.
Ibu korban, Suriani br Sihotang, tampak sangat terpukul, pasalnya putri sulungnya itu tewas tertembak di hadapannya. Ibu korban seraya tak kuasa menahan air mata dan terus menangis di hadapan jasad putrinya,
"Haccit nai na ngolu mi da boru, burju do ho boru alai boasa ma adong penjahat na mambahen ho songonon. Ikkon parjolo nama ho boru lao, boru hasian ku boasa ma lao ho dang mar tona (terlalu sakit hidupmu ya nak, baiknya kau tapi kenapa ada penjahat yang tega mambuat kau begini. Yang harus kau nya duluan pergi nak? Kenapa kau pergi tanpa memberi pesan apa-apa)," rintih ibu korban di hadapan jasad Dewi sehingga membuat para pelayat makin hanyut dalam duka.
Tak hanya Suriani, ayah korban P Tinambunan pun tak kuasa menahan sedih. Di hadapan jasad putrinya yang dibaluti baju putih layaknya seorang bidan ia meminta agar putrinya hadir ke dalam mimpinya dan memberikan pesan siapa yang tega menembaknya.
"Selamat jalan ma da boruku, dang adong tanda na naeng laho ho boru. Ro ho tu nipikku, nipi ni adekmu da boru. Paboa ise na mambahenon sude boru ku. Marsirang nama hita boru, on nama tarbereng hami ho boru ku. (Selamat jalanlah ya nak, tak ada pertanda kamu akan pergi, datang kau ke mimpiku dan mimpi adik-adikmu ya, kasih tanda siapa pelakunya)," tutur P Tinambunan bernada datar.
Hujan air mata pun tampak membasahi pipi Lusi br Tinambunan adik bungsu Dewi. Sebuah lagu perpisahan pun dinyanyikan Lusi untuk mengiringi kepergian kakaknya yang dikenal memiliki suara emas itu.
Lusi mengisahkan, sang kakak sering bernyanyi jika ada acara-acara keluarga. "Kakakku ini sangat pintar dan jago menyanyi, dia yang mengajari aku menyanyi. Kami sering menyanyi sama. Dia punya suara bagus. Aku tak menyangka dia pergi dengan cara seperti ini," kenang Lusi.
Rencananya, Dewi akan dikebumikan di TPU di sekitar Patumbak. "Dikebumikan hari ini dia, setelah semua acara selesai," ujar salah seorang kerabat keluarga korban. [ans]
KOMENTAR ANDA