Kamil Hakim Munthe (34), tewas bersimbah darah setelah kalah duel dengan korbannya, Ali Aman Ritonga (54), seorang pedagang sayur Gori (nangka-red), Kamis (7/2) sekira jam 04.00 wib.
Perkelahian dipicu niat korban Kamil Hakim Munthe, warga Dusun II Desa Siamporik, Kualuh Selatan, Labuhanbatu Utara dan seorang rekannya (DPO) diduga ingin merampok Ali Aman Ritonga dan istrinya Juliati (50) warga Dusun Gariang, Desa Janji Bilah Barat, Labuhanbatu yang ingin berdagang ke Pasar Pagi di Pasar Glugur, Rantauprapat.
Juliati (foto-red) di Mapolres Labuhanbatu mengatakan, kejadian bermula ketika dirinya dan Ali Aman Ritonga sedang mengenderai sepeda motor Honda jenis Revo nopol BK 6723 ZH sarat muatan sayur gori nangka. Tepat di jalan perkebunan milik PTPN 3 Kebun Rantauprapat di Dusun Gariang, Desa Janji, mereka dijegat dua orang pria.
Salah seorangnya yakni korban Kamil Hakim Munthe seraya menodongkan senjata tajam jenis pisau. Terkejut dengan pengancaman itu, sepeda motor yang dikenderai Ali Aman dan istrinya terjatuh. Sejurus kemudian salah seorang pria membekap Juliati. Sedangkan korban terlibat perkelahian dengan Ali Aman.
"Iya, kami ditodong pisau. Setelah terjatuh mulut saya dibekap salahseorangnya dan suami saya berkelahi dengan seorang pria yang menodongkan pisau," ungkap Juliati.
Ali Aman yang diketahui merupakan 'jawara' dan menguasai teknik bela diri mampu menaklukkan Kamil Hakim Munthe.
Sementara itu, Ali Aman saat ditemui di ruangan Unit Jatanras Polres Labuhanbatu mengaku, dirinya membunuh salah seorang perampok tersebut. "Saya panik karena jatuhkan sepeda motor. Ku ambil parang yang ada di kereta. Lalu, saya tusuk perut perampok itu. Dan perampok itu pun terkapar. Setelah itu saya kejar salahseorang perampok lagi tapi dia lari ke arah sawit,"katanya.
Sementara, jenazah Kamil Hakim Munthe yang berada di RSUD labuhanbatu telah dijeput pihak keluarganya dari instalasi kamar.
Kasubbag Humas Mapolres Labuhanbatu AKP MT Aritonang membenarkan adanya peristiwa tersebut. Saat ini katanya, pihaknya sedang memintai keterangan serta memeriksa saksi-saksi terkait kejadian itu. "Dari pemeriksaan diketahui bahwa daerah itu memang rawan perampokan, makanya pedagang sayur itu membawa pisau dan sekaligus memang dibutuhkan saat berjualan. Kalau yang salah tetap salah, namun kondisi itu terjadi akibat ingin menyelamatkan diri," ujar Aritonang. [ded]
KOMENTAR ANDA