MBC. Presiden Yudhoyono hanya punya dua jurus untuk menangkis setiap kritikan yang diarahkan kepada diri dan pemerintahannya. Kedua jurus itu adalah menuding pengeritiknya sebagai orang-orang yang tidak legowo atas kekalahannya dalam pemilu, dan mendiskreditkan pengeritiknya sebagai orang yang kecewa karena tidak dikasih jabatanm seperti menteri.
Demikian disimpulkan Adhie M Massardi, anggota presidium Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI), beberapa saat lalu, Kamis (7/2).
Bahkan, kata Adhie, untuk menutupi kegagalannya dalam menjaga keamanan negara, yakni saat Ibukota kembali diguncang bom dahsyat di hotel JW Marriott dan Ritz Carlton (17 Juli 2009), SBY tak segan-segan menuding peristiwa itu dirancang untuk menggagalkan pelantikannya sebagai presiden periode kedua. Sehingga dikesankan otak teror bom itu adalah orang yang kalah bersaing dalam pilpres 2009.
Sampai detik ini, lanjut Adhie, tudingan yang ternyata jauh panggang dari api itu tak pernah diralat. SBY juga tidak pernah minta maaf atas tuduhannya yang keji kepada para capres dan cawapres yang jadi kompetitornya dalam pilpres 2009-2014, terutama Prabowo Subianto, pasangan Megawati.
Namun, ungkap Adhie, meskipun jurus ini sudah basi dan kontraproduktif, karena publik tahu ini hanya mengalihkan persoalan dari konteksnya, jurus menuduh pengeritiknya sebagai orang yang kalah pemilu atau kecewa karena tak diberi jabatan terus dipakai SBY dan para pendukungnya, baik di jajaran pemerintahan maupun Partai Demokrat. Paling anyar jurus itu dipakai SBY untuk menangkis Fuad Bawazier, yang bersama Adhie Massardi dan Ratna Sarumpaet, dianggap melaporkan skandal pajak keluarga Istana ke KPK dan koran Jakarta Post.
"SBY lupa, kalau toh tuduhannya benar bahwa para pengeritiknya orang-orang yang dikecewakan karena tidak dikasih jabatan, sepanjang konteksnya sesuai dengan apa yang dirasakan masyarakat, publik tak akan banyak terpengaruh. Tak akan mengurangi nilai kritisnya," tegas Adhie.
Justru, lanjut Adhie, dalam budaya bangsa Indonesia, menjadi buruk citranya bila orang yang sudah dikasih jabatan menteri, bahkan pangkatnya dinaikkan menjadi jenderal penuh meskipun sudah pensiun, tapi malah melakukan perlawanan dan bersekutu dengan lawan. Seperti yang dilakukan SBY kepada Gus Dur.
"Oleh sebab itu, saya sarankan SBY agar tidak lagi menggunakan jurus basi itu untuk menangkis kritikan masyarakat. Lebih baik mawas diri. Pandai-pandailah berintrospeksi. Jalankan amanat rakyat. Junjunglah kebenaran, sekalipun itu datang dari musuh-musuhmu!" demikian Adhie. [ysa/rmol/ans]
KOMENTAR ANDA