Maraknya peredaran pupuk oplosan memaksa Jemat Sebayang datang ke gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Sumatera Utara, Kamis siang (6/2/2013).
Dengan sepeda bermesin buatan China, Ketua Himpunan Petani Jagung Indonesia itu bermaksud menemui Ketua Komisi B DPRD untuk mengadukan nasib petani akibat pengoplosan pupuk yang dilakukan para mafia pupuk.
Saat ini menurutnya, pupuk oplosan masih menjadi masalah yang tak luput dari pandangan fraksi-fraksi di DPRD Sumut. "Sementara untuk di mata dunia, kasus ini sudah menjadi persoalan yang luar biasa apalagi dengan ancaman resesi pangan pada 2014,"ujar Jemat.
Lanjutnya, saat ini kondisi kebutuhan jagung di Sumut berkisar 1,5 juta ton. Sementara produksinya hanya 1,2 ton dengan kekurangan 300 ton pertahun. "Makanya kami juga minta dibuka lahan tidur tapi tidak diindahkan"ujar Jemat.
Bahkan disaat petani membutuhkan pupuk, pupuknya menghilang. "Ada, tapi menghilang dan ketika petani tidak memerlukannya lagi banjir di pasaran sebagai bentuk subsidi,"ujar Jemat protes atas ketidakpedulian anggota DPRDSU.
Namun, sayangnya aksi Jemat mengadukan nasib petani jagung tidak ditanggapi anggota komisi B, dengan alasan sedang rapat dengar pendapat. [ded]
KOMENTAR ANDA