MBC. Pihak Istana menyesalkan pemberitaan Jakarta Post mengenai laporan pajak Presiden SBY dan dua anaknya, Mayor Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono. Menurut salah seorang Staf Khusus Presiden, Andi Arief, tampaknya harian milik kelompok Kompas Gramedia itu punya agenda lain, yakni tak ingin SBY jadi tokoh dunia.
"Saat Pak Boediono berkunjung ke Australia untuk membangun hubungan diplomasi berbagai isu penting, harian Jakarta Post mengangkat isu bocoran Wikileaks yang mendiskreditkan SBY dan keluarga," ujar Andi Arief dalam pesan yang pancarluaskannya pagi ini, Kamis (7/2).
"Sekarang Jakarta Post menebar kabar tak benar tentang pajak keluarga SBY di saat SBY sebagai pemimpin negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia yang mampu menyatukan Syiah dan Sunni berbicara di sidang OKI di Mesir," sambungnya.
Harian Jakarta Post, sambungnya, September 2012 juga menulis berita yang membangun opini buruk seolah-olah SBY tak bisa berbahasa Inggris.
Padahal saat itu, SBY bersama Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf dan Perdana Menteri Inggris David Cameron menggelar jumpa pers di Hotel Millenium Plaza, New York, usai pertemuan membahas agenda pembangunan dunia 2015.
Andi Arief menduga Jakarta Post tak begitu nyaman jika SBY menjadi tokoh dunia.
Dia juga khawatir Jakarta Post tak begitu peduli apakah berita yang ditulis benar atau salah sehingga dunia internasional yang merujuk harian berbahasa Inggris itu menganggap image pemimpin Indonesia buruk dan menutup isu penting yang dibicarakan saat pemimpin dunia bertemu.
Pada bagian akhir dia mengatakan: "Kita wajib menjunjung kebebasan pers. Namun kita juga bebas menilai agenda sebuah media yang "hobi" membuat citra Indonesia dan pemimpinnya buruk di dunia internasional. [zul/rmol/ans]
KOMENTAR ANDA