MBC. Banyak yang penasaran, apa sih yang dibicarakan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PAN Hatta Rajasa, Minggu malam (3/2) lalu.
Keduanya berbincang-bincang di kediaman Hatta, Golf Mansion, Cilandak, Jakarta Selatan. Prabowo menganggap pertemuan tersebut adalah hal yang biasa dan lumrah.
“Itu kan hanya sebuah silaturahmi yang biasa dilakukan oleh siapa saja,” kata Prabowo Subianto seperti dikutip dari Rakyat Merdeka (grup MedanBagus.com) di Jakarta, kemarin.
Berikut laporan selengkapnya:
Apa benar pertemuan itu cikal bakal koalisi Gerindra dan PAN dalam Pilpres 2014?
Itu kan silaturahmi biasa. Saat bertemu, saya dan Pak Hatta tukar menukar pandangan saja.
Mengenai apa?
Mengenai banyak hal, di antaranya masalah ekonomi dan lainnya. Ternyata setelah berbincang-bincang banyak juga persamaan pandangan kami.
Apa saja persamaan itu?
Persamaannya adalah Pak Hatta melihat bahwa kebijakan ekonomi Indonesia harus berorientasi pada kepentingan rakyat dan bangsa. Intinya banyak pemikiran kita yang cocok.
Detailnya yang dibicaraan apa saja?
Bicara yang umum-umum saja seperti swasembada pangan, fenomena ekonomi dan program pro rakyat.
Apa benar pertemuan itu membahas koalisi capres Prabowo-Hatta ?
Kan belum diadakan pemilihan legislatif. Kita akan lihat nanti di legislatif, berapa kemampuan atau perolehan suara yang kita capai. Baru kita hitung dan cari rumusan terbaiknya.
Kunjungan Anda itu tidak merusak hubungan dengan Megawati?
Saya rasa tidak. Sampai sekarang hubungan dengan Bu Mega baik-baik saja walau saya bertemu Hatta Rajasa. Prinsipnya saya ingin komunikasi dengan semua pihak.
Pertemuan saya seperti ini kan sudah sering dilakukan dengan banyak tokoh.
Saya sudah bertemu dengan pimpinan semua partai. Anda saja yang tidak tahu.
Apa saja yang dibicarakan?
Dalam setiap pertemuan yang dibicarakan adalah kepentingan bangsa kita. Siapa pun yang memimpin nanti harus membentuk tim yang terbaik dari semua partai dan latar belakang tokoh yang terbaik pula.
Kenapa?
Karena tantangan bangsa kita ke depan tidak ringan. Ini tanggung jawab kita bersama. Harus menghimpun semua tenaga dan tidak terjerumus perpecahan.
Oh ya, sejumlah parpol mengalami masalah, apa ini menguntungkan Anda?
Tidak. Itu kan suatu gejala saja. Mungkin partai saya belum banyak yang terlibat. Tapi mudah-mudahan saya selalu katakan kepada anggota dan kader Gerindra jangan sampai kita menganggap diri kita hebat.
Loh kenapa?
Ya karena kan kita belum diberikan kepercayaan oleh rakyat. Nah nanti kalau diberikan kepercayaan oleh rakyat, baru di situ ujian terjadi. Sekali lagi, ini bukan masalah diuntungkan atau tidak diuntungkan.
Saya ini bukan orang yang senang dengan musibah orang lain. Lagi pula masalah kasus-kasus itu kan terkait oknum. Artinya, di partai lain juga banyak kok putra-putri bangsa yang baik.
Kalau nantinya ada kader Gerindra yang terlibat korupsi, apa sanksinya?
Sanksinya dipecat. Biasanya hukuman sosialnya lebih berat.
Apa Anda melihat ada sekenario untuk merusak citra partai-partai besar?
Itu soal teori konspirasi saja, hahahahaha... Sebenarnya, fenomena ini terjadi di mana-mana. Biasanya orang yang menjabat itu akan disorot lebih kuat. Sedangkan orang yang belum berkuasa biasanya mendapat angin harapan.
Yang penting bagi saya adalah harus menyiapkan kader-kader terbaik Partai Gerindra. Saya harus mencari putra-putri terbaik untuk kita seleksi dan dididik menjadi wakil rakyat. Saya yakin akan ada ribuan kader dan seleksinya berat. Karena kita akan pilih yang terbaik dari yang terbaik.
Bagaimana Anda melawan kekuatan uang yang membeli suara rakyat?
Gerindra akan berikan pendidikan politik yang benar kepada rakyat.
Seperti apa?
Kami akan bilang: kalau dikasih uang, ya terima saja, tapi jangan dipilih. Pilihlah dengan dengan hati nurani, bukan karena terima sesuatu.
Jangan-jangan Gerindra juga menggunakan ‘serangan fajar’ dalam pemilu?
Bagaimana kita bisa lakukan. Pertama, kita tidak berkuasa. Kedua, kita duit dari mana, hahahaha.... [Harian Rakyat Merdeka/rmol/ans]
KOMENTAR ANDA