post image
KOMENTAR
Sejumlah aktivis 98 yang tergabung dalam Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI) mendatangi kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jalan Rasuna Said, Jakarta.

Di antara para anggota MKRI tersebut tampak Fuad Bawazier, Adhie Massardi, Boni Hargens, Harry Roesli, dan Ratna Sarumpaet. Mereka datang untuk mendesak KPK membongkar tuntas skandal pajak yang melibatkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan kedua anaknya, Agus Harimurti dan Edhie "Ibas" Baskoro yang dirilis salah satu koran nasional berbahasa Inggris belum lama ini.

"Kenapa (surat pemberitahuan (SPT) keluarga SBY) ini sampai bocor? berarti negara telah gagal menjalankan fungsinya," ujar Fuad mempertanyakan, kepada wartawan di gedung KPK, Jakarta, Senin (4/2/2013).

Fuad menekankan, pajak adalah sumber penerimaan negara sehingga selayaknya tidak boleh dicampur adukkan dengan masalah politik. Sayangnya, praktik seperti ini sudah berjalan secara diam-diam di bawah permukaan untuk menekan lawan politik.

"Menurut saya ini sudah jadi senjata makan tuan artinya sekarang meledak. Barangkali siapa yang menebar angin menuai badai," katanya.

"Itu harus diakhiri, praktik-praktik menggunakan pajak untuk kepentingan politik. (Cara-cara berpolitik seperti) ini memang udah makin bobrok," sambungnya.

Dalam kesempatan itu MKRI pun menuntut agar SBY turun dari jabatannya sebagai presiden RI, sita dan nasionalisasi aset negara yang dikuasai oleh asing serta segera dibentuk pemerintahan transisi. [wid/rmol/rob]

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa