Tubuh mungil Helena Giawa dihujani siksaan. Tangis memilukan bocah berusia 2,5 tahun itu tidak jua membuat pelaku menghentikan kekejamannya. Kini kondisinya kritis di RS Boloni Medan setelah sebelumnya dirujuk dari RSU Rantau Parapat.
Informasi yang diperoleh MedanBagus.com, bayi malang yang diduga korban penganiayaan itu merupakan anak yatim, setelah ayahnya A Giawa meninggal pada Agustus 2012 lalu.
Selang beberapa bulan setelah kematian ayahnya itu, tepatnya pada November 2012 lalu, ibunya SN, menikah lagi dengan pria lain, hingga korban dirawat oleh pamannya Roy Giawa dan bibinya IN, yang bekerja sebagai buruh di perkebunan PT Agri Nusantara Jaya (ANJ) Group, Desa Langkimat, Kecamatan Simangambat, Kabupaten Padang Lawas Utara.
"Karena ibunya menikah lagi sekitar 3 bulan yang lalu, makanya korban dirawat oleh paman dan bibinya itu,” ujar Meni (32), salah seorang keluarga korban saat berada di RSU Rantauprapat.
Namun, lanjut Meni, kehadiran Hellena Giawa tidak disukai bibinya IN karena dianggap menambah beban keluarga. Pada Senin (28/1/2013), IN pun mulai menganiaya bocah malang tersebut hingga mengalami luka dan patah tulang di sejumlah bagian tubuh. Bahkan, pada tubuh korban juga terlihat sejumlah luka bekas bakaran puntung rokok.
"Kita menduga penganiayaan terhadap korban dilakukan bibinya,” ujar Meni.
Tindakan bejat yang dilakukan IN pun belakangan diketahui keluarga dan warga sekitar. Dimana saat itu salah seorang keluarga melihat korban menjerit kesakitan terbaring di rumah pamannya itu.
"Waktu itu salah seorang keluarga kita melihat korban menjerit di rumah bibinya. Saat dihampiri ternyata dia kesakitan karena banyak luka ditubuhnya. Makanya kita curiga kalau korban telah dipukuli oleh bibinya,” ungkap Meni.
Melihat kondisi korban itu, keluarga dan warga sekitar langsung melarikan bocah malang itu ke RSU Rantauprapat. Sedangkan bibinya IN diketahui telah kabur.
dr Ismart yang menangani bocah malang itu saat berada di RSU Rantauprapat mengatakan, kondisi korban dalam keadaan koma saat dibawa ke RSU Rantauprapat. Menurutnya, beberapa bekas benturan dan luka di kelapa menyebabkan pendarahan dibagian otak hingga korban kritis tak sadarkan diri.
Karena kondisi Helena yang semakin parah, pihak RSU Rantauprapat kemudian merujuknya ke RS Boloni, Medan. [ded]
Helene Giawa (2,5) kritis dan mendapat perawatan di RSU Boloni di Jalan Mongonsidi, Medan, Senin (4/2/2013).
KOMENTAR ANDA