Diduga karena penganiayaan Bibi (Kakak ipar ayahnya, red) Hellena
Giawa, bocah perempuan berusia 2,5 tahun kritis dan mesti mendapatkan
perawatan medis di ruang ICU RSUD Rantauprapat karena mengalami luka
disejumlah bagian tubuh.
IN (45), warga perkebunan PT Agri Nusantara Jaya (ANJ) Group Desa
Langkimat Kecamatan Simangambat Kabupaten Padang Lawas Utara, Sumut
ini diduga menganiaya bocah malang Helena Giawa yang baru 5 bulan
yatim ditinggal mati almarhum ayah kandungnya.
Informasi diperoleh, bayi malang korban penganiayaan itu telah
ditinggal meninggal dunia oleh ayahnya A Giawa pada Agustus 2012 lalu.
Selang beberapa bulan setelah kematian ayahnya itu, tepatnya pada
November 2012 lalu, ibunya SN pun menikah lagi dengan pria lain,
hingga korban dirawat oleh pamannya Roy Giawa dan bibinya IN, yang
berkerja sebagai buruh di perkebunan PT Agri Nusantara Jaya (ANJ)
Group Desa Langkimat Kecamatan Simangambat Kabupaten Padang Lawas
Utara.
“Karena ibunya menikah lagi sekitar 3 bulan yang lalu, makanya
korban dirawat oleh paman dan bibinya itu,” ujar Meni (32), salah
seorang keluarga korban saat berada di RSU Rantauprapat, Kamis (31/1).
“Namun kehadiran Hellena Giawa diduga tidak disukai bibinya IN karena
dianggap menambah beban keluarga. Pada Senin (28/1) kemarin, IN pun
mulai menganiaya bocah malang tersebut hingga mengalami luka dan patah
tulang disejumlah bagian tubuh. Bahkan, pada tubuh korban juga
terlihat sejumlah luka bekas bakaran puntung rokok. “Kita menduga
penganiayaan terhadap korban dilakukan bibinya sejak Senin kemarin,”
ujar Meni.
Tindakan bejat yang dilakukan IN pun belakangan diketahui keluarga dan
warga sekitar pada Kamis (31/1) pagi. Dimana saat itu salah seorang
keluarga korban melihat korban menjerit kesakitan terbaring di rumah
pamannya itu.
“Waktu itu salah seorang keluarga kita melihat korban
menjerit di rumah bibinya. Saat dihampiri ternyata dia kesakitan
karena banyak luka ditubuhnya. Makanya kita curiga kalau korban telah
dipukuli oleh bibinya,” ungkap Meni.
Melihat kondisi korban itu, para keluarga dan warga sekitar langsung
melarikan bocah malang itu ke RSU Rantauprapat. Sedangkan bibinya IN
diketahui telah kabur entah kemana karena tindakan bejatnya itu telah
diketahui keluarga dan warga sekitar. “Menurut informasi tetangga,
bibinya itu sudah kabur dari rumah karena takut dihakimi warga,”
tambah Meni.
Sementara dr Ismart yang menangani korban di RSU Rantauprapat
mengatakan, kondisi korban dalam keadaan koma saat dibawa ke RSU
Rantauprapat. Menurutnya, beberapa bekas benturan dan luka di kelapa
menyebabkan pendarahan dibagian otak hingga korban kritis tak sadarkan
diri.
“Dan rencananya pasien itu akan kita rujuk ke salah satu rumah
sakit di kota Medan karena kondisinya semakin parah,” tambahnya. [ans]
perawatan medis di ruang ICU RSUD Rantauprapat karena mengalami luka
disejumlah bagian tubuh.
IN (45), warga perkebunan PT Agri Nusantara Jaya (ANJ) Group Desa
Langkimat Kecamatan Simangambat Kabupaten Padang Lawas Utara, Sumut
ini diduga menganiaya bocah malang Helena Giawa yang baru 5 bulan
yatim ditinggal mati almarhum ayah kandungnya.
Informasi diperoleh, bayi malang korban penganiayaan itu telah
ditinggal meninggal dunia oleh ayahnya A Giawa pada Agustus 2012 lalu.
Selang beberapa bulan setelah kematian ayahnya itu, tepatnya pada
November 2012 lalu, ibunya SN pun menikah lagi dengan pria lain,
hingga korban dirawat oleh pamannya Roy Giawa dan bibinya IN, yang
berkerja sebagai buruh di perkebunan PT Agri Nusantara Jaya (ANJ)
Group Desa Langkimat Kecamatan Simangambat Kabupaten Padang Lawas
Utara.
“Karena ibunya menikah lagi sekitar 3 bulan yang lalu, makanya
korban dirawat oleh paman dan bibinya itu,” ujar Meni (32), salah
seorang keluarga korban saat berada di RSU Rantauprapat, Kamis (31/1).
“Namun kehadiran Hellena Giawa diduga tidak disukai bibinya IN karena
dianggap menambah beban keluarga. Pada Senin (28/1) kemarin, IN pun
mulai menganiaya bocah malang tersebut hingga mengalami luka dan patah
tulang disejumlah bagian tubuh. Bahkan, pada tubuh korban juga
terlihat sejumlah luka bekas bakaran puntung rokok. “Kita menduga
penganiayaan terhadap korban dilakukan bibinya sejak Senin kemarin,”
ujar Meni.
Tindakan bejat yang dilakukan IN pun belakangan diketahui keluarga dan
warga sekitar pada Kamis (31/1) pagi. Dimana saat itu salah seorang
keluarga korban melihat korban menjerit kesakitan terbaring di rumah
pamannya itu.
“Waktu itu salah seorang keluarga kita melihat korban
menjerit di rumah bibinya. Saat dihampiri ternyata dia kesakitan
karena banyak luka ditubuhnya. Makanya kita curiga kalau korban telah
dipukuli oleh bibinya,” ungkap Meni.
Melihat kondisi korban itu, para keluarga dan warga sekitar langsung
melarikan bocah malang itu ke RSU Rantauprapat. Sedangkan bibinya IN
diketahui telah kabur entah kemana karena tindakan bejatnya itu telah
diketahui keluarga dan warga sekitar. “Menurut informasi tetangga,
bibinya itu sudah kabur dari rumah karena takut dihakimi warga,”
tambah Meni.
Sementara dr Ismart yang menangani korban di RSU Rantauprapat
mengatakan, kondisi korban dalam keadaan koma saat dibawa ke RSU
Rantauprapat. Menurutnya, beberapa bekas benturan dan luka di kelapa
menyebabkan pendarahan dibagian otak hingga korban kritis tak sadarkan
diri.
“Dan rencananya pasien itu akan kita rujuk ke salah satu rumah
sakit di kota Medan karena kondisinya semakin parah,” tambahnya. [ans]
KOMENTAR ANDA