MBC. Pengamat Ekonomi dari Center for Information and Development Studies (CIDES) Umar Juoro memperkirakan ekonomi Indonesia pada 2013 masih dapat tumbuh cukup tinggi sekitar 6,4 persen terutama ditopang oleh investasi dan konsumsi masyarakat.
"Peran investasi semakin penting dengan besarnya PMA yang masuk ke Indonesia dan PMDN. Pertumbuhan investasi diperkirakan mencapai sekitar 8 persen pada 2013," katanya dalam diskusi "Paparan Ekonomi dan Politik 2013", di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, pada umumnya orientasi investasi adalah pada pasar domestik seiring dengan meningkatnya daya beli masyarakat.
"Relokasi industri dari China adalah salah satu ciri dari peningkatan investasi didorong oleh meningkatnya biaya produksi di China," kata dia.
Ia mengatakan pertumbuhan konsumsi masyarakat stabil pada kisaran 4,5 sampai dengan 5 persen. Peningkatan daya beli masyarakat dan relatif tingginya kepercayaan konsumen mendorong perkembangan konsumsi masyarakat.
"Konsumsi masyarakat meningkat tinggi pada barang-barang konsumsi tahan lama seperti kendaraan bermotor dan peralatan elektronika, khususnya berkaitan dengan telekomunikasi," ujarnya.
Menurut dia, meningkatnya jumlah kelas menengah dengan pendapatan sekitar di atas 2 dolar AS per hari, mencapai sekitar 45 juta penduduk, mendorong perkembangan konsumsi masyarakat.
Selain itu, kata dia, ekspor masih akan tumbuh rendah karena masih tidak pastinya situasi perekonomian Eropa dan AS. Kemungkinan pertumbuhan ekonomi Eropa masih akan sangat rendah, sementara pertumbuhan AS diharapkan dapat lebih tinggi sekitar 2,5 persen.
Namun, perekonomian AS masih dibayangi dengan permasalahan besarnya defisit anggaran, dan kepercayaan dunia usaha dan konsumen yang relatif rendah terhadap perekonomian.
"Harga komoditas belum akan pulih sekalipun kemungkinan akan lebih baik daripada tahun 2012," ujarnya.
Karena itu ekspor komoditas, seperti CPO, batubara, dan karet, masih belum akan membaik secara berarti. Sedangkan ekspor produk manufaktur juga masih relatif lemah dengan keadaan ekonomi global yang masih tidak pasti.
"Ekspor di tahun 2013 kemungkinan akan tumbuh sekitar 3 hingga 4 persen," ujarnya.
Sementara itu, menurut dia, pertumbuhan impor masih cukup tinggi. Besarnya investasi yang masuk Indonesia pada umumnya mempunyai kandungan impor yang tinggi, terutama dalam bentuk permesinan.
"Peningkatan impor yang mengkhawatirkan adalah pada impor minyak. Tingginya impor minyak yang mencapai sekitar 40 miliar dolar AS tidak saja membebani neraca perdagangan, tetapi juga menekan nilai rupiah karena permintaan dolar yang tinggi untuk impor minyak oleh Pertamina," kata dia.
Ia memperkirakan pertumbuhan impor sebesar 6 hingga 7 persen pada 2013. [ant/hta]
KOMENTAR ANDA