Nilai mata uang rupiah terhadap dolar AS dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Kamis pagi bergerak naik 10 poin menjadi Rp9.660, dari posisi sebelumnya Rp9.670 per dolar AS.
"Rupiah cenderung masih dijaga BI, sehingga mata uang domestik dapat bergerak menguat di pasar uang," kata pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova.
Dengan penjagaan Bank Indonesia (BI) itu, lanjut dia, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan cenderung stabil pergerakannya.
Menurut dia, BI melakukan penjagaan karena nilai tukar mata uang domestik masih rentan tertekan oleh dolar AS mengingat permintaan dolar AS pada awal tahun masih kuat seiring ekspansi perusahaan domestik untuk kebutuhan impor bahan baku.
"Kondisi itu dapat membuat rupiah memiliki kecenderungan tertekan terhadap dolar AS," katanya.
Analis trust Securities, Reza Priyambada, menambahkan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS cenderung terkonsolidasi karena pelaku pasar tengah mempelajari laporan data produk domestik bruto (PDB) AS dan hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC).
"Untuk FOMC, pelaku pasar mengekspektasikan belum ada yang berubah dari arah kebijakan The Fed yang masih akan mempertahankan kebijakan moneter longgarnya," kata dia. [ant/hta]
KOMENTAR ANDA