Selama aktif di Partai Nasdem, Hary Tanoe disebutkan menggelontorkan dana Rp200 miliar untuk membangun dan mendanai partai yang mengusung slogan perubahan itu.
Betulkah demikian?
"Soal uang memang bisa dikatakan semua (biaya) operasional partai di pusat sampai daerah, kita kasih. (Biaya) rutinitas tiap bulan, aktivitas kantor, baru setiap biaya operasional pengurus ke daerah-daerah. Jadi itulah yang dilakukan," ujar Jurubicara Hary Tanoe, Arya Sinulingga saat berbincang dengan Rakyat Merdeka Online (grup medanbagus.com) Sabtu (26/1) menanggapi pernyataan Surya Paloh.
Dalam jumpa pers di sela-sela Kongres Partai Nasdem di JCC, Senayan, Jakarta, tadi malam, Surya Paloh menegaskan Partai Nasdem tidak terpengaruh pada keluarnya Hary Tanoe. Karena kontribusi keuangan Bos MNC Grup itu selama ini juga kecil.
Tak hanya itu, masih kata Arya, Partai Nasdem punya program santunan Rp1 juta untuk anggota yang meninggal dunia. "Itu kita semua yang tanggulangi," jelasnya.
Begitu juga program pelatihan Garda Pemuda Nasdem termasuk pelaksaan Apel Siaga yang melibatkan 30 ribu kader Garda Pemuda Nasdem di silang Monas, Jakarta pada acara peringatan Hari Pancasila 1 Oktober 2012. Semuanya dibiayai Hary Tanoe.
"Ingat nggak hari Pancasila di Monas ada 30 ribu pasukan. Itu ada 13 angkatan. Setiap angkatan sekitar 2 ribuan orang. Semua itu sampai seragam kita tanggulangi. Kau hitung saja berapa itu," ungkapnya.
Dia menjelaskan, Hary Tanoe mau menggelontorkan dana karena dia sudah menjadi aktivis politik. Aktivis politik tidak lagi berpikir berapa dana yang dikeluarkan.
"Berbeda sebagai pengusaha sebagai penyumbang di partai. Dia (pengusaha) akan hitung-hitungan. Dia akan bantu tapi seadanya saja. Pada umumnya pengusaha seperti itu. Semua partai kalau ada proposal akan dia bantu. Tapi kalau aktivis politik, dia tidak akan berpikir berapapun dana yang dia keluarkan untuk tujuan idealismenya," tandasnya. [zul/rmol/ans]
KOMENTAR ANDA