MBC. Banyak kalangan menolak usulan Ketua MPR Taufik Kiemas memindahkan Ibukota Jakarta ke daerah lain.
Menanggapi hal itu, Taufik Kiemas mengatakan, kalau pemindahan ibukota tidak dianggap pas, mungkin yang lebih cocok memindahkan kantor pemerintahan, seperti Malaysia.
“Kalau pindah ibukota ditolak, pindah kantor pemerintah saja. Ibukota tetap di Jakarta, tapi kantornya saja dipindahkan seperti Malaysia,’’ kata Taufik Kiemas seperti dikutip dari Rakyat Merdeka (grup medanbagus.com) di Jakarta, Rabu (23/1) lalu.
Menurut politisi senior PDIP itu, walau kantor pemerintahan dipindahkan, persoalan banjir, macet dan sampah di DKI Jakarta harus tetap dituntaskan dengan baik.
Berikut kutipan selengkapnya:
Apa kantor pemerintah itu harus jauh dari Jakarta?
Itu bukan masalah, kan kita punya transportasi udara yakni helikopter atau bisa juga bikin jalan tol.
Apa itu bisa membuat macet hilang?
Paling tidak kan aktivitas pemerintahan itu sudah berpindah. Tidak terpusat lagi semuanya di Jakarta.
Konsentrasi pejabat negara bisa lebih fokus, tidak bergelut dengan macet dan banjir. Tentu pemerintahan kita juga lebih baik.
Kalau soal banjir adalah kewajiban untuk tetap diselesaikan.
Membangun kantor pemerintahan itu membutuhkan biaya besar, ini bagaimana?
Memang biayanya besar. Tapi bukankah membangun republik itu butuh biaya yang besar. Jadi tentunya ada konsekuensinya.
Kita kan punya uang, tentu bisa. Tahun depan saja kita pendapatannya hampir di atas Rp2.000 triliun. Dengan dana sebesar itu tentunya kita bisa bangun.
Apa sudah disampaikan ide ini ke Jokowi?
Saya sudah bertemu dengan Pak Jokowi, walau agak berbeda pemikiran.
Yang jelas menyelesaikan banjir adalah hal yang utama.
Kita tidak boleh menyerah atas banjir dan kemacetan. Kan banyak solusi yang bisa dijalankan. Jadi saya bilang ke Jokowi, kalau banjir jangan pindah juga, hahaha.
O ya, Megawati ulang tahun, Rabu (23/1), apa kadonya?
Simpel saja kalau saya. Kadonya adalah tetap setia menjalani hidup bersama.
Ada acara khusus untuk merayakannya?
Tidak ada. Kami hanya makan-makan saja bersama keluarga besar.
Apa doa dan harapan kepada Mega?
Saya mendoakan agar selalu Khusnul Khotimah dan sehat selalu.
Apa kesan mendalam selama bersama Mega?
Kan sudah saya tuangkan dalam buku. Memang kami terkadang tidak sama pemikirannya. Tapi saya dan Bu Mega baik baik saja. Apa yang sudah diputuskan Bu Mega, saya selalu tidak menolaknya. [Harian Rakyat Merdeka/rmol/ans]
KOMENTAR ANDA