Dampak gempa 6,0 skala Richter yang terjadi Provinsi Aceh, Selasa (22/1), akan memicu gempa di daerah lain di Sumatera. Sebab itu, pemerintah diminta mewaspadai kemungkinan terjadinya lagi bencana gempa di kawasan Sumatera.
Demikian disampaikan ahli geologi Sumatera Utara, Timbul Raya Manurung, hari ini, Jumat (25/1/2013). Dikutip dari website resmi Pemko Medan, Timbul mengatakan, gempa yang berpusat di Pidie itu merupakan gempa unik karena gempa dengan skala cukup besar berada di daratan dan dangkal.
"Kejadian itu, perlu diwaspadai karena gempa tersebut bisa memicu gempa di daerah lain di Sumatera dan diikuti bencana longsor,” katanya.
Dia menjelaskan bahwa gempa Pidie terjadi tepat di jalur patahan Semangko Sumatera yang membelah Sumatera dari Aceh sampai Lampung sepanjang Bukit Barisan.
Gempa itu akan memicu gempa daratan lainnya sepanjang jalur patahan Semangko Sumatra. "Jadi, harus diwaspadai karena selain gempa bisa terjadi bencana longsor yang parah di beberapa daerah di sepanjang patahan Semangko Sumatera itu seperti di daerah Aceh lainnya, Sumut, Sumatera Barat dan Lampung," katanya.
Bergeraknya vulkanik di daerah kawasan Bukit Barisan bisa memicu terjadi longsor. Bencana itu, khususnya tanah longsor, semakin diyakini bisa terjadi karena curah hujan di wilayah Sumatera juga masih cukup tinggi meski sebenarnya sudah memasuki musim kemarau.
Dia menyebutkan, sejak gempa Simeulue berkekuatan 8,5 SR yang terjadi 11 April 2012 sekitar pukul 15.38 WIB, sudah diperkirakan akan terjadi gempa susulan di berbagai daerah Sumatera.
Gempa Simeulue memicu dan mempercepat gempa besar di lokasi yang belum keluar energi besarnya, khususnya di jalur Nias ke selatan atau Mentawai Enggano.
"Ingat kan, ketika terjadi gempa Simelue, saya sudah bilang gempa itu perlu diwaspadai karena akan ada gempa susulan lagi," katanya.
Perhitungan akan terjadi gempa susulan karena gempa di Simeulue juga dinilai aneh mengingat ahli geologi sebelumnya menganggap jalur Nias, Simeulue, Aceh sudah aman atau tidak ada gempa besar dalam waktu dekat pascagempa di Aceh pada tahun 2004 yang berujung pada tsunami dan di Nias pada 2005.
"Ternyata apa yang saya perkirakan bahwa gempa Simeulue yang cukup kuat hingga terasa di daerah lain, seperti Sumut dan Sumbar, memicu percepatan pergerakan lempeng. Gempa yang kuat itu memicu kegiatan vulkanik di Bukit Barisan," kata alumnus Fakultas Geologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada tahun 1986 itu.
Diketahui, ekses gempa Aceh Selasa lalu mengakibatkan kerugian mencapai Rp36 milyar. Kabupaten Pidie mengalami kerusakan terberat dimana 416 unit rumah rusak berat dan ringan. Sejumlah fasilitas umum seperti jalan, jembatan, sekolah, kantor camat dan pukesmas juga ikut amruk akibat gempa.
Sedangkan 192 jiwa penduduk Mane dan Geumpang mengungsi setelah rumah ambruk. Pemkab Pidie sedang mempersiapkan hunian sementara bagi korban. [ded]
KOMENTAR ANDA