Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri perlu mempertimbangkan masak-masak soal kandidat calon presiden yang akan dimajukan pada pemilu 2014. Termasuk soal kemungkinan dirinya yang kembali maju.
"Kalau yang maju Mega untungnya adalah dia masih punya elektabilitas, paling sah untuk trah Soekarno, punya pengalaman jadi presiden dan wakil presiden, dan publik lebih melihat PDIP pada sosok Mega," kata dosen politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, A. Bakir Ihsan, seperti dikutip dari Rakyat Merdeka Online (grup medanbagus.com), Kamis (24/1) malam.
Tetapi, perlu juga menimbang rugi kalau Megawati yang maju. Ruginya, kata Bakir, Megawati sudah dua kali kalah dalam Pilpres yang dilakukan secara langsung dan elektabilitasnya di pemilu mendatang belum benar-benar meyakinkan. Selain itu pencapresan Megawati bisa terlemahkan karena ada suara-suara di internal PDIP, misalnya disampaikan Taufiq Kiemas, yang berharap agar yang maju nama lain.
Pilihan terbaik bagi PDIP, menurut dia, mencari capres selain Megawati. Bisa saja dari kalangan internal atau dari luar partai tetapi dengan syarat punya visi yang sama dengan PDIP.
"Penjaringan capres dengan mekanisme konvensi jauh lebih baik ketimbang ditunjuk langsung oleh Mega. Tentu dengan persyaratan yang betul-betul berkualitas, khususnya terkait kompetensi dan integritasnya, sehingga konvensi tidak hanya menjadi pertarungan untuk beradu "gizi"," demikian Bakir. [dem/rmol/ans]
KOMENTAR ANDA