Tradisi telur hias dan aneka lauk-pauk mewarnai peringatan maulid Nabi Muhammad SAW di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
"Tradisi ini masih tetap terjaga sebagai lambang solidaritas dan kebersamaan dalam memperingati maulid Nabi Muhammad SAW," kata Panitia Maulid Daeng Sahaka di Masjid Nurul Ittihad di Kecamatan Lau, Kabupaten Maros, Sulsel, Kamis (24/1).
Menurut dia, pada peringatan Maulid yang dipusatkan di masjid setempat, rata-rata setiap keluarga membawa ember berisi makanan, buah-buahan dan bagian atasnya diberikan telur rebus yang telah diberi pewarna dan hiasan.
Setelah shalat zuhur berjamaah, imam masjid memimpin doa dan zikir. Kemudian makanan yang dibawa itu dibagian ke masing-masing kepala keluarga dengan saling-bertukar terlebih dahulu.
"Jadi, tidak ada keluarga yang mendapatkan makanannya sendiri, karena telah saling ditukarkan," katanya.
Penukaran makanan itu, lanjut dia, dimaksudkan untuk mengikhlaskan siapapun makanan yang diterima. Sementara yang tidak memiliki kemampuan dari segi ekonomi untuk membawa makanan ke masjid, tetap akan menerima makanan dari pihak panitia masjid.
Hal itu dibenarkan salah seorang warga Kelurahan Allepolea, Kecamatan Lau, Kabupaten Maros, Daeng Tonji.
Dia mengatakan, biasanya keluarga yang terbilang berkecukupan dari segi ekonomi membawa dua atau tiga ember makanan dan telur hias ke masjid.
"Namun hanya akan menerima satu ember saja dari pihak panitia, sehingga kelebihan ember yang dibawa itu akan diberikan pada keluarga yang kurang mampu," katanya.
Tradisi seperti itu juga dilakukan di daerah lainnya di Sulsel diantaranya Kabupaten Pangkep, Gowa, Takalar dan Jeneponto. [ant/hta]
KOMENTAR ANDA