Terlalu dini membuat kesimpulan bahwa Partai Nasdem akan tenggelam setelah taipan Hary Tanoe (HT) keluar. Kesimpulan itu belum melewati uji ilmiah.
"Kita orang survei pasti akan perlu menguji, apakah setelah HT keluar itu akan turun atau tidak elektabilitasnya? Kita orang survei selalu begitu," ujar Sekjen Asosiasi Lembaga Survei Se-Indonesia, Umar S. Bakry, kepada Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Kamis, 24/1/2013).
Secara logika, kekuatan Nasdem setelah HT keluar pasti sedikit pincang. Tadinya, Nasdem punya dua pilar utama yaitu Surya Paloh dan Hary Tanoe. Apalagi HT membawa keluar juga kekuatan finansial dan media yang dimilikinya.
"Dua kekuatan ini bagi sebuah parpol di era modern vital sekali. Parpol sulit berkembang tanpa dua kekuatan itu," tegas Direktur Lembaga Survei Nasional ini.
Meski mempersempit peluang untuk meraih suara signifikan, tapi yang namanya partai pasti punya kreativitas untuk antisipasti keadaan.
"Sebenarnya, kekuatan HT ini baru di Nasdem. Dia datang di tengah jalan. Sebelum ada HT pun sudah punya kekuatan sendiri yaitu Surya Paloh dengan kekuatan yang sama. Memang masuknya HT gerak Nasdem itu jadi lebih cepat tapi bukan berarti Nasdem tidak punya kekuatan," terang Umar.
Ada bukti bahwa sebelum HT masuk ke Partai Nasdem, partai itu masih berjalan. Karena itu, Partai Nasdem harus mampu mengoptimalkan potensi lama yang dimilikinya.
"Yang penting, pimpinan Nasdem itu harus minimalisir potensi konflik. Jangan lagi ada yang keluar dari parpol setelah HT keluar," ujarnya. [ald/rob/rmol]
KOMENTAR ANDA