Secara terang-terangan, Hary Tanoesudibjo menyebutkan tiga opsi yang akan dipilihnya setelah meninggalkan Partai Nasdem. Ketiga opsi itu adalah mendirikan ormas, membentuk partai politik baru untuk menghadapi Pemilu 2019 dan bergabung dengan partai politik peserta Pemilu 2014.
Menurut pengamat politik dari Universitas Parahyangan Bandung, Asep Warlan Yusuf, ormas bukan pilihan yang tepat bagi Hary Tanoe meskipun sudah ada Hary Tanoe Foundation. Ormas tidak bisa memenuhi ambisi dan keinginan mengabdi Hary Tanoe sebab ruang geraknya sangat terbatas.
"Sementara mendirikan partai politik baru juga sulit. Selain karena momentum Hary Tanoe adalah tahun 2014 dan bukan 2019, juga karena Hary Tanoe bukan politisi dengan jam terbang tinggi sehingga akan kesulitan," kata Asep, yang juga gurubesar ilmu hukum, kepada Rakyat Merdeka Online beberapa waktulalu (Rabu, 23/1/2013).
Opsi yang paling mungkin dipilih Hary Tanoe saat ini, lanjut Asep, adalah bergabung dengan partai politik yang sudah ada. Apalagi peluang ini sangat terbuka sebab hampir semua partai politik juga menghendaki agar bos MNC Group itu bergabung dengan partai mereka.
"Namun partai yang paling menjanjikan bagi Hary Tanoe adalah Partai Gerindra. Selain Partai Gerindra terbuka buat pengusaha, partai ini memiliki nafas politik yang tak jauh beda dengan Nasdem yang ditinggalkan Hary," demikian Asep. [ysa/rob/rmol]
KOMENTAR ANDA