Persaingan para calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur Sumatera Utara pada Pilkada 7 Maret mendatang semakin terasa. Faktanya manfaat yang ditawarkan belum terasa bagi masyarakat.
Masyarakat menilai ada baiknya pasangan calon dalam kampanye Pilkada menjual program-program yang ada manfaatnya yang bisa dirasakan masyarakat bukan malah menjual slogan dengan singkatan nama masing-masing calon.
Sheila Nabila (20) kepada medanbagus.com, saat dijumpai di kantin Fakultas Sastra USU, Rabu, (23/1/2013) menilai pihaknya sama sekali tidak peduli dengan hiruk pikuknya Pilkada Gubsu dan Wagubsu.
Menurut dia, seharusnya para calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur Sumatera Utara bukan hanya menjual slogan nama tapi ada baiknya menyosialisasikan program-programnya yang mudah dipahami dan juga dipercaya masyarakat.
"Nggak peduli dengan Pilkada, soalnya nanti pun kalau terpilih bukannya ada manfaat apa-apa juga, intinya no commentlah," ungkap Sheila, mahasiswi Fakultas Kedokteran semester V USU.
Hal itu juga diamini Glendri Manopo mahasiswa Fakultas MIPA semester V Universitas Sam Ratulangi Manado yang ternyata saat liburan ke Medan juga mengikuti perkembangan Pilkada Sumut.
Glendri menuturkan, dengan menjual program kesannya malah seperti mengiklankan sebuah produk dan kesannya hanya ingin tenar, tapi ada baiknya juga kita sebagai masyarakat intelektual jangan berpikir negatif dulu jika pasangan calon belum menepati janji-janjinya saat dikampanye, mungkin ada kendala-kendala internal yang kita tidak mengetahuinya secara pasti.
"Nggak sinkron aja kesannya karena seperti jual iklan produk dan kesannya cuma ingin tenar, tapi kita jangan negatif thinking dulu karena mungkin supaya mudah diingat aja," ujar Glendri.
Glendri menambahkan, sebenarnya Pilkada di kota Manado tempatnya menimba ilmu juga sama dengan kota Medan yaitu jual slogan bukan program. [ans]
KOMENTAR ANDA