MBC. Surya Paloh menjadi Ketua Umum atas permintaan pengurus Nasdem seluruh Indonesia. Karena itu tidak betul apa yang disampaikan Hary Tanoe bahwa dirinya mundur karena ada ketidaksamaan visi dengan Bos Media Grup tersebut.
"Saya membantah semua statemen mereka, membantah kesimpulan gegabah mereka. Bahwa mereka keluar, itu hak politik mereka," ujar Wakil Ketua Umum DPP Partai Nasdem Sugeng Suparwoto kepada Rakyat Merdeka Online (Rabu, 23/1/2013).
Bahkan, ujar Sugeng, pihaknya menilai Hary Tanoe lebih baik hengkang dari Partai Nasdem. Tak hanya itu, Nasdem juga dipastikan semakin solid keluarnya Bos MNC Grup tersebut. "Kita sadar partai ini memang harus menkonsolidir diri setelah menerima amanah dari masyarakat. Itulah yang menjadi konsen kita sekarang," tegasnya.
Karena menurut Sugeng melanjutkan, Hary Tanoe Cs-lah yang membuat adanya perpecahan di tubuh partai yang mengusung sloban perubahan tersebut.
"Kami semua fokus setelah lolos peserta pemilu, (kepengurusan Nasdem) diserahkan ke Pak Surya Paloh . Tapi mereka ternyata punya rencana lain. Meraka kumpulkan ini, kumpulkan itu. Dalam bahasa politiknya, mereka mau kudeta. Tapi kudeta gagal. Ada bukti-buktinya mereka mau kuasai partai ini," ungkapnya.
Bahkan, lanjut Sugeng, kalau Surya Paloh jadi Ketua Umum, Hary Tanoe meminta jabatan Ketua Majelis Nasional DPP Partai Nasdem, yang saat ini diduduki Bos Media Grup tersebut. Tak hanya itu, Hary juga ingin menempatkan orang-orangnya di jabatan-jabatan tertentu.
"Dengan berbagai kerendahan hati, Pak Surya Paloh mengatakan partai ini begini, begitu, maka dan seterusnya-seterusnya. Tapi tetap saja (mereka ngotot). Itulah yang dianggap beda visi. Bukan beda visi. Tapi memaksakan diri," tegas Sugeng. [zul/rob/rmol]
KOMENTAR ANDA