Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemko Medan, Muhammad Sofyan tak ingin dipersalahkan dalam kasus bentrokan saat anak buahnya melakukan eksekusi di lahan Cadika di Kecamatan Medan Johor Senin kemarin (21/1/2013). Dalam penertiban tersebut pihaknya membongkar 3 rumah semi permanen, empat kandang ternak. Eksekusi ini kemudian berujung penyerangan ratusan massa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kota Medan ke Kantor Walikota Medan.
Sofyan mengaku, eksekusi sudah sesuai dengan SOP. Dasar penertiban adalah surat walikota yang ditandatangani Sekda.
"Namun saat di lokasi kejadian kami melihat massa melakukan bakar ban. Tim diserang dengan ban dalam keadaan terbakar disiram dengan bensin dilempar ke arah tim. Dilempar tabung gas LPG ukuran 12 Kg dan 3 Kg namun bersyukur tidak meledak," ujar Sofyan.
Dalam peristiwa tersebut, tiga orang Satpol PP terluka akibat bara api yang dilemparkan dan berhasil mengamankan tabung gas. Sofyan juga mengaku dirinya juga diserang termasuk Kepala Bidang Operasi.
Menurut Sofyan, Tim eksekusi terdiri dari 250 orang Satpol PP, TRTB 10 orang, Camat Lurah kepling 50, tim dari Seketariat Pemko Medan, 10 anggota Polres, 10 anggota Kodim, dan 30 Brimob.
Berdasarkan kronologis yang disampaikan Sofyan, Sat Pol PP yang masuk ke lokasi penertiban mendapat perlawanan secara pisik oleh masyarakat penggarap.
"Kami melihat massa melakukan bakar ban, kami juga melihat ada dua tabung gas, dan ada mobil dinas BK 1280 L yang belakangan diketahui merupakan kendaraan dinas Ketua Fraksi PDIP Kota Medan. Kami juga melihat ada dua anggota DPRD Medan, Porman Naibaho dan Daniel Pinem," ungkapnya.
Sofyan juga mengaku, sebelum eksekusi dilakukan, ahli waris Sarikat Ginting yang mendirikan bangunan di lahan sesuai HPL No 1 Pkl Masyhur, diminta dalam tempo 3x24 jam untuk membongkar dan mengosongkan bangunan dari tanah Pemko.
"Jadi kita sudah meminta yang bersangkutan untuk mengosongkan lahan tersebut 3x24 jam," ungkapnya. [ded]
KOMENTAR ANDA