post image
KOMENTAR
Ratusan ribu warga Amerika Serikat menjadi saksi pelantikan Presiden Barack Hussein Obama untuk masa jabatan kedua di luar Gedung Capitol, Washington DC, tadi malam. Pengunjung yang menonton langsung diperkirakan 800 ribu orang atau tak sampai separo dibanding pelantikan periode pertama pada 20 Januari 2009 yang mencapai 1,8 juta orang.

Kontributor Jawa Pos Redhi Setiadi dari Washington DC melaporkan, pengambilan sumpah Obama sebagai presiden ke-44 AS sebenarnya telah dilaksanakan dalam sebuah upacara kecil di Gedung Putih pada Minggu (20/1/2013). Pengambilan sumpah pada Ahad lalu itu ditujukan untuk memenuhi konstitusi AS yang mengharuskan pelantikan presiden berlangsung pada tanggal 20.

Dalam upacara tersebut, Ketua Mahkamah Agung AS John Roberts terlihat mengambil sumpah Obama yang didampingi istri, Michelle, beserta dua putrinya, Sasha dan Malia. Dengan meletakkan tangannya di atas Bibel yang dipegang istrinya, Obama mengucapkan sumpah yang juga disaksikan sejumlah anggota keluarga lainnya.

Karena tahun ini tanggal 20 jatuh pada Ahad, pelantikan harus digeser pada hari berikutnya, yakni Senin, 21 Januari 2013. Pengambilan sumpah di area terbuka sudah menjadi tradisi dalam sistem politik AS. Dengan pembacaan sumpah tadi malam, Obama menjadi presiden kedua AS yang membacakan sumpah jabatan empat kali setelah Franklin Delano Roosevelt.

Sejumlah tokoh dan selebriti terlihat menghadiri acara pelantikan itu. Di antaranya, mantan Presiden AS Bill Clinton dan Jimmy Carter, anggota parlemen, serta pejabat penting di negeri adidaya tersebut. Clinton terlihat didampingi istrinya, Hillary Rodham Clinton, yang sebelumnya menjabat menteri luar negeri.

Namun, tantangan berat menghadang di masa jabatan kedua Obama. Masalah yang cukup berat, antara lain, mengendalikan senjata api, menghindarkan AS dari kegagalan membayar utang, dan memotong pengeluaran pemerintah untuk mengatasi defisit. Kolumnis politik Adam Clymer mengatakan, periode kedua pemerintahan biasanya kurang sukses daripada periode pertama. "Terutama untuk isu dalam negeri," tutur Clymer di New York Times.

Dia mencontohkan Bill Clinton (1993-2001) dan George W. Bush (2001-2009). Bill Clinton pada periode kedua terjebak hubungan gelapnya dengan staf magang Gedung Putih Monica Lewinsky. Affair itu membuatnya menghadapi pemakzulan. Sementara itu, reputasi Bush melorot karena perang Iraq serta jebloknya kinerja menangani badai Katrina.

Obama memahami itu dan berjanji lebih baik di periode kedua. "Saya lebih dari akrab dengan semua literatur tentang presiden yang masuk di periode kedua. Kami sangat berhati-hati tentang itu," kata Obama setelah mengalahkan Mitt Romney pada 6 November tahun lalu. (ap/afp/c10/oki/rob/int)

Bank Sumut Kembalikan Fitrah Pembangunan, Kembangkan Potensi yang Belum Tergali

Sebelumnya

Berhasil Kumpulkan Dana Rp 30 Juta, Pemkot Palembang Sumbang Untuk Beli APD Tenaga Medis

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ragam