Hary Tanoesudibjo telah menyatakan mundur dari partai Nasdem karena berkonflik dengan Surya Paloh. Bagaimana nasib Partai Nasdem setelah ditinggal bos MNC Group itu.
"Partai Nasdem akan kembali bernasib serupa dengan parpol baru lainnya, yakni tidak akan melewati 5 persen perolehan suara nasional. Ini berarti Partai Nasdem hanya akan melengkapi jumlah parpol yang berstatus papan bawah," kata peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia, Toto Izul Fatah seperti yang dikutip dari Rakyat Merdeka Online (grup medanbagus.com), Senin (21/1).
Popularitas Nasdem dengan 5% suara sebagaimana ditunjukkan hasil survei berbagai lembaga survei belakangan ini lebih karena kontribusi peran media lewat aneka iklan yang massif, bukan karena berjalannya mesin partai. Dengan hengkangnya Harry Tanoe berarti ada peran signifikan yang hilang.
"Bukan karena ketokohan Harry Tanoe-nya, tapi karena gerbong media yang dimilikinya selama ini sudah terbukti memberi kontribusi signifikan dalam mendongkrak popularitas Nasdem," katanya.
Tapi, lanjut Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI ini, Partai Nasdem di bawah komando Surya Paloh bisa secepatnya merecovery diri dengan aneka gebrakan program dan kebijakan yang bukan hanya bisa mendongkrak popularitas tapi juga elektabilitas. Peluang ini terbuka sangat lebar apalagi di tengah menguatnya ekspektasi publik kepada Nasdem sebagai partai pembawa perubahan.
"Tapi, ini memang tidak mudah dilakukan apalagi dalam kontek di mana Surya Paloh belum cukup teruji dalam memimpin partai, khususnya dalam mengatasi konflik," demikian kata Toto.[dem/rmol/ans]
KOMENTAR ANDA