MBC. Kabar mengejutkan datang dari parpol pendatang baru, Partai Nasdem. Ketua Dewan Pakar Nasdem, Hary Tanoesudibyo dikabarkan akan hengkang dari parpol bernomor urut 1 di Pemilu 2014 nanti. Aroma ketidakakuran antara pendiri Nasdem, Surya Paloh dengan Hary Tanoe sebenarnya sudah berhembus lama bahkan menyeret konflik di ormas pendukung Garda Pemuda Nasdem dan rencana penggantian ketua umum DPP Nasdem.
Pengamat komunikasi politik Universitas Indonesia, Ari Junaedi menyanyangkan sinyalemen retaknya partai Nasdem. Ibaratnya, Nasdem mengulang sejarah retaknya Golkar sebagai cikal bakal berdirinya Nasdem. Sejak awal, Ari pun pun sudah memprediksi koalisi antara dua pemilik media raksasa ini tidak akan bertahan lama, apalagi kepentingan masuk politik keduanya pun juga berseberangan.
"Yang satu merasa dizhalimi Golkar, sedangkan yang lain kecewa berat dengan SBY akibat kasus Sisminbakum. Dua matahari kembar yang memiliki kekuatan dukungan media sangat sulit disatukan dalam satu biduk. Akibatnya, satu akan kecewa dan satu lagi akan tetap bertahan," tandas Ari Junaedi kepada Rakyat Merdeka Online (grup medanbagus.com) beberapa saat lalu, Senin (21/1).
Padahal jika kepentingan dan ego masing-masing dikesampingkan, peraih doktor berkat penelitiannya tentang pelarian politik 1965 ini yakin Nasdem akan tumbuh menjadi parpol yang diperhitungkan di laga Pemilu 2014. Nasdem akan mengungguli parpol-parpol menengah seperti PPP, PKB, dan PAN bahkan berpotensi menggusur Demokrat.
"Sangat disayangkan dan disesali namun itulah penyakit parpol di Indonesia. Parpol bukan dibangun dengan semangat ideologi yang kokoh namun sarat dengan kepentingan elit. Dan Nasdem layu sebelum mekar," demikian Ari Junaedi, yang pengajar Program Pascasarjana Universitas Persada Indonesia YAI Jakarta dan Universitas Dokter Soetomo Surabaya. [ysa/rmol/ans]
KOMENTAR ANDA