Dua belas mayat yang berada di sebuah ruang jenazah di In Amenas, Aljazair, dimana korban krisis penyanderaan mematikan disimpan, adalah warga Jepang, kata satu sumber rumah sakit, Minggu, (20/1/2013)
"Dua belas mayat yang disimpan di ruang jenazah adalah warga Jepang," kata sumber itu kepada AFP setelah pemerintah di Tokyo menyatakan belum mengetahui nasib 10 warga Jepang di Aljazair.
Sumber itu tidak memberikan penjelasan terinci mengenai kewarganegaraan korban-korban lain dalam serangan penyanderaan oleh militan garis keras di sebuah kompleks ladang gas terpencil dan hanya mengatakan, "Kami masih dalam proses mengumpulkan keterangan."
Di Tokyo, sebuah perusahaan teknik Jepang mengatakan, 10 warga Jepang dan tujuh pekerja asingnya belum diketahui keberadaan mereka.
Dua warga Aljazair yang selamat dalam krisis penyanderaan itu yang dipekerjakan oleh perusahaan Jepang JGC mengatakan kepada AFP, sembilan pekerja Jepang tewas selama krisis empat hari itu, yang berakhir Sabtu dengan serangan oleh pasukan khusus Aljazair.
Sebuah pesawat khusus pemerintah meninggalkan Aljazair menuju Tokyo pada Minggu malam untuk memulangkan tujuh pekerja JGC Jepang yang selamat dalam penyanderaan itu.
Krisis meletus sejak Rabu pagi lalu ketika militan garis keras menyandera 41 orang asing, termasuk tujuh warga AS, setelah serangan terhadap sebuah ladang gas di Aljazair timur. [rob/ant]
KOMENTAR ANDA