post image
KOMENTAR
MBC. Partai politik peserta Pemilihan Umum 2014 mendatang harus memberi kesempatan seluas-luasnya kepada semua anak bangsa untuk mendaftar sebagai calon anggota legislatif. Partai juga tak boleh membeda-bedakan antara kader partai dengan anggota masyarakat biasa yang mendaftar.

Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Indonesian Constitutional Watch (Icon) Razman Arif Nasution kepada pers, Jumat (18/1).

"Syaratnya kalau orang baru itu lebih bagus, lebih potensial dibanding kader partai. Karena orang baru itu diharapkan bisa memperbaiki partai dan DPR. Sebab dia selama itu tahu apa kelemahan partai dan DPR. Apalagi dia tidak terlibat dengan politik kotor selama ini," ujar Razman.

"Nah, apa yang dilakukan Gerindra itu sudah benar, membuka peluang yang sama kepada semua rakyat Indonesia," sambungnya.

Razman mendorong agar partai mengajukan calon-calon legislatif yang berkualitas pada Pemilu 2014 nanti. Menurutnya, bukan saatnya lagi partai memasang artis kalau hanya sekadar dijadikan sebagai vote getter. "Meski memang ada juga artis yang bagus, seperti Anwar Fuadi. Dia layak itu jadi caleg," tekan Razman.

Termasuk, partai tidak perlu lagi mendorong para pensiunan TNI/Polri, mantan menteri, kepala daerah, maju di Pileg.

Caleg yang berkualitas penting untuk tampil agar wajah Dewan periode 2014-2019 mendatang lebih bagus dari saat ini. Karena, kinerja anggota Dewan saat ini, terutama bidang pengawasan dan legislasi jeblok. "Setiap tahun kita amati, untuk produk UU yang pro rakyat, itu kecil. Sudahlah kecil, UU yang diterbitkan juga sedikit," ungkap inisiator Gerakan Menegakkan Kedaulatan Negara (GMKN) ini.

Selain itu, masih kata Razman, tingkat kehadiran anggota Dewan juga sungguh memprihatinkan. Selain malas, sering tidur, wakil rakyat kerap pelesiran ke luar negeri dengan dalih studi banding. Karena itu, menurut Razman, dari 560 anggota DPR, 75 persen di antaranya tidak layak untuk dipilih lagi kalau seandainya masih nyaleg.

"Saya diminta jangan dipilih. Kita akan umumkan ke publik nanti siapa politisi-politisi kotor. Tapi persoalnnya mereka banyak duit. Makanya kita berharap rakyat tidak terpesona dengan banyaknya brosur, spanduk," tandas peserta diskusi Indonesia Lawyers Club TVOne ini. [zul/rmol/ans]

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa