post image
KOMENTAR
Saat sedang mencari ikan, tujuh nelayan tradisional di Raja Ampat diikuti oleh perahu yang menggunakan mesin. Di atas perahu itu ada empat orang yang memakai celana loreng dan kaos.

Keempat lelaki itu meminta nelayan untuk turun ke laut dan terjun dari perahu. Mereka menodongkan senjata. Namun tujuh nelayan yang tak tahu apa-apa dan merasa curiga itu tak bergeming. Mereka tetap bertahan di atas perahu.

Tiba-tiba keluar tembakan tiga kali, dan salah seorang nelayan bernama La Tula berusia 12 tahun terkena tembakan. Jidatnya terkena peluru, dan kepalanya hampir pecah. Latulla tersungkur dan jatuh ke laut. Enam nelayan lainnya kaget bukan main.

"Kami panik tapi kami tetap bertahan di atas perahu," kata La Udin saat bertemu dengan Wakil Ketua DPD RI La Ode Ida di gedung DPR RI, komple parlemen Senayan, Jakarta (Rabu, 16/1/2013).

La Udin adalah salah seorang nelayan yang selamat dalam persitiwa Desember lalu itu. La Udin mendatangi Lao Ode Ida untuk menceritakan peristiwa tersebut. Ia, dan juga La Amo, yang sama-sama selamat, merasa yakin penembak di atas perahu itu adalah oknum TNI.

La Udin kembali berkisah. Setelah La Tula jatuh, salah seorang nelayan mengambil alat pancing untuk mengangkat jasad La Tula ke dalam perahu.

Setelah itu, oknum TNI memberondongkan peluru. La Udin sendiri terkena tembakan di tangan sebelah kanan. Dalam peristiwa itu, lima orang tewas, termasuk La Tula, sementara ia dan La Amo berhasil lolos.

"Saya selamat dari berondongan peluru karena menyelam ke dalam laut," kata La Udin. [ysa/rob/rmol]

Bank Sumut Kembalikan Fitrah Pembangunan, Kembangkan Potensi yang Belum Tergali

Sebelumnya

Berhasil Kumpulkan Dana Rp 30 Juta, Pemkot Palembang Sumbang Untuk Beli APD Tenaga Medis

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ragam