post image
KOMENTAR
MBC.  Direktur Eksekutif Politik Soekarno Hatta (IEPSH) Hatta Taliwang punya analisa menarik kenapa Ketua Umum PBNU sampai menyatakan presiden mendatang harus militer.

Penyebabnya adalah hasil penyelidikan Komnas HAM yang dirilis Juli 2012 lalu terkait kasus pembantaian massa Partai Komunis Indonesia. Komnas HAM menyatakan pembunuhan massal pada 1965-1966 merupakan pelanggaran HAM yang berat.

"Kan itu akan nyerempet keluarga (Letnan Jenderal) Sarwo Edhie Wibowo dan NU. Jangan-jangan isu ini jadi pengentalan hubungan antara NU dengan keluarga Sarwo. Sehingga terjadi penyatuan. Analisa saya seperti itu," kata kepada Rakyat Merdeka Online (grup medanbagus.com) pagi ini (14/1).

Sarwo Edhi Wibowo merupakan Komandan Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD) dinilai punya peran besar dalam penumpasan PKI. Sementara NU disebut-sebut juga terlibat dalam pembantaian tersebut.

"Isu komunis itu bisa jadi landasan NU dan TNI menyatu. Sehingga bisa jadi penguatan kontak batin senasib dan sepenanggungan antara PKI dan NU. Sehingga NU berpikir itu, kita butuh tentara yang keras dan tegas, apalah macam-macam bumbunya," tandas Hatta. [zul/rmol/ans]

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa