MBC. Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo mau meminta masukan kepada bekas Menpora Akbar Tandjung, Hayono Isman dan Adhyaksa Dault.
“Adhyaksa Dault sekilas telah memberikan semangat untuk bekal saya menjalankan tugas,’’ ujar Roy Suryo kepada Rakyat Merdeka (grup medanbagus.com), Sabtu (12/1).
Ahli telematika itu merasa senang diragukan memimpin Kemenpora. Dengan begitu, dirinya merasa terpacu. ‘’Saya lebih senang dengan komentar-komentar yang mengecilkan dan mengkritik kemampuan saja dalam mengelola Kemenpora,’’ paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya;
Loh, kenapa lebih senang dikecilkan seperti itu?
Bagi saya jabatan itu amanah. Dikecilkan atau dikritik membuat saya terpacu membuktikan bahwa saya mampu memenuhi harapan masyarakat memajukan olahraga nasional dan kepemudaan di Indonesia. Dari kritik itu saya akan buktikan kalau saya bisa.
Anda tidak suka dipuji?
Bukan begitu juga. Kalau saya dipuji-puji takutnya tidak kuat. Takut pujian itu membuat saya terlena. Tapi kalau dikritik maka jiwa saya menjadi tertantang untuk membuktikan bahwa kinerja saya baik.
Apa yang Anda lakukan pada tahap awal?
Setidaknya ada tiga fokus diperintahkan Presiden. Pertama, menyelesaikan kasus internal seperti tata kelola keuangan Kemenpora. Kedua, mempertahankan prestasi SEA Games, mendongkrak atlet dan pemuda. Ketiga, menyelesaikan kisruh PSSI.
Apa yang Anda perbuat untuk menuntaskan kemelut PSSI ?
Kita akan carikan solusi. Kedua kubu berseteru diajak duduk bersama untuk menyelesaikan masalah ini secara total. Saya janji tidak akan bekerja setengah-setengah. Tunggu saja gebrakan saya untuk tuntaskan kemelut PSSI itu.
Apa tidak takut terkena kasus?
Ke depan saya berharap Kemenpora bersikap sebagai pengguna fasilitas saja, tidak terlibat dalam konstruksi, apalagi keuangan.
Kita biarkan masalah pembangunan fasilitas oleh raga atlet dijalankan oleh profesional saja.
Tapi kasus Hambalang harus dituntaskan secara hukum. Kalau mau cuci piring tentu mencucinya sampai bersih.
Saya berharap tidak direpotkan masalah kasus itu. Sebab, fokus melakukan pembinaan pemuda dan olahraga kita bisa kedodoran.
Apa masukan Presiden?
Beliau sangat arif dan bijak memberikan masukan dan inventarisasi masalah kepada saya untuk menjalankan tugas sebaik-baiknya.
Oh ya, banyak atlet berharap ada jaminan masa depan bagi mereka, komentar Anda?
Pasti diperhatikan masukan itu. Saya juga menyadari ketika atlet berprestasi, tentu mendapatkan pujian dan uang. Tapi ketika masuk usia pensiun banyak di antara mereka tidak diberdayakan alias menganggur.
Apa solusinya?
Pengalaman saya di Komisi I DPR akan saya aplikasikan dalam Kemenpora, terutama Tapi saya lebih senang dengan komentar-komentar yang mengecilkan dan mengkritik kemampuan saja dalam mengelola Kemenpora ini pada saat membahas mengenai UU tentang Pensiunan TNI.
Artinya, jaminan masa depan para atlet berprestasi harus dibuatkan payung hukumnya dulu.
Dengan penjaminan yang diatur Undang-undang itu pasti bibit atlet bermunculan. Mereka hanya memikirkan peningkatan prestasi tanpa harus berpikir masa depannya. Sebab, sudah dijamin negara. [Harian Rakyat Merdeka/rmol/ans]
KOMENTAR ANDA