MBC. Ancaman Panglima Pertahanan Timur Leste, Jenderal Lere Anan Timur untuk menangkap Ketua Umum Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB) Rosalia Marshal alias Hercules disesalkan Dewan Perwakilan Rakyat. DPR pun meminta agar Timur Leste berpikir dua kali sebelum menangkap sosok yang pro integrasi itu.
"Bukankah sesungguhnya apa yang terjadi pada masa lampau sebelum kemerdekaan mereka sangat kontekstual?" kata anggota Komisi Pertahanan dari Fraksi Hanura, Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati, kepada Rakyat Merdeka Online (grup medanbagus.com) beberapa saat lalu, Senin (14/1).
"Pihak pro integrasi wajar saja berjuang agar Tim-Tim tidak lepas dari NKRI, siapapun dia tanpa menyebut nama. Pihak kontra integrasi yang ingin lepas berpihak ke Timor Leste. Ketika Timor Leste sudah mendapatkan dirinya lepas dari NKRI ya sudah seyogyanya tak ada lagi dendam dan upaya politis untuk mengoyak hubungan diplomasi dengan NKRI," sambung Susaningtyas.
Sehingga, lanjut Nuning, panggilan Akrab Susaningtyas, upaya Indonesia di masa silam yang mempertahankan Timor Leste merupakan hal yang wajar sebagai negara yang berdaulat. Karena itu, fatsun perang saat itu tidak bisa dilihat sepihak, dan sewajarnya juga bila pihak Timor Leste legowo melihat kepentingan NKRI sebagai negara berdaulat atas wilayah kawasan Timor Leste saat itu.
"Sebaiknya pihak Badan Intelijen Negara (BIN) mengerahkan anggotanya untuk memperoleh data intelijen yang akurat mengapa Timor Leste inginkan menangkap mereka lagi," demikian Nuning. [ysa/rmol/ans]
KOMENTAR ANDA