MBC. Salah satu syarat agar perekonomian Indonesia bisa tumbuh dan survive adalah adanya ideologi. Jika bangsa ini memiliki ideologi, niscaya nasionalisme ekonomi Indonesia punya daya tahan atau kekuatan untuk cepat kembali seperti keadaan semula saat mendapat goncangan.
Namun demikian, menurut Faisal Basri dalam acara diskusi panel bertajuk "Urgensi Nasionalisme Ekonomi Indonesia" yang diselenggarakan Yellow Forum for Young Leaders (YFYL.) di Lagoon Coffee, Hotel Sutan, Jakarta, Minggu (13/1),
saat disinggung mengenai ideologi apa yang saat ini digunakan di Indonesia, Faisal dengan lantang menjawab bangsa ini tidak memiliki ideologi.
"Tidak ada, bangsa ini tidak punya ideologi, karena sejak merdeka tidak memilih ideologi," ujarnya.
Bahkan Faisal menyebut Pancasila bukanlah sebuah ideologi karena itu adalah falsafah bangsa atau konsensus agar semua elemen dalam bangsa ini mau masuk menjadi bagian negara Indonesia.
"Siapa bilang pancasila itu ideologi, itu kan falsafah negara? Ideologi itu hanya ada dua, komunisme dan kapitalisme," tukasnya.
Dikatakan Faisal acuan dari kedua ideologi itu adalah ownership atau kepemilikan. Lebih lanjut, Faisal menjelaskan bahwa ideologi adalah sekumpulan nilai yang diyakini untuk mencapai tujuan dengan kendaraan untuk mencapainya.
"Misal kapitalisme tujuannya kemakmuran kendaraannya pasar, sementara komunisme alatnya negara," lanjutnya.
Untuk itu, Faisal mengajak peserta disekusi dalam acara tersebut untuk bersama-sama menentukan ideologi apa yang cocok dan sesuai dengan kondisi Indonesia saat ini dan nanti. Hal ini demi terwujudnya kesejahteraan yang merata bagi segenap warga negara Indonesia.
"Mari kita menyusun ideologi kita, kita sedang membangun negara, founding father itu hanya meletakkan pondasi, kita yang melanjutkan," demikian Faisal Basri.[ian/rmol/ans]
KOMENTAR ANDA