post image
KOMENTAR
MBC. Setelah mempersoalkan status kantor DPP Partai Golkar ke KPU, Yusril Ihza Mahendra diajak bergabung ke partai berlambang pohon beringin itu.

“Saya mau mengembangkan kapet kuning, diajak Mas Priyo (Priyo Budi Santoso, Ketua DPP Partai Golkar). Saya nyatakan sama beliau sambil bercanda, saya siap terima ajakan itu dan saya ucapkan terima kasih,’’ ujar bekas Mensesneg Yusril Ihza Mahendra kepada Rakyat Merdeka (grup medanbagus.com), Kamis (10/1).

“Saya pun berani berkelakar, kalau beneran masuk, saya siap bersaing nyapres dengan Pak Ketua Umum (Aburizal Bakrie),’’ tambahnya.

Berikut kutipan selengkapnya;


Berarti nggak ada lagi masalah dengan pimpinan Golkar?

Intinya  dalam politik itu kan kedewasaan sikap. Saya tak berani bilang sudah selesai, cuma mendingin saja. Saya bersyukur masih dapat tanggapan baik dari pihak mereka.


Anda menyebutkan kantor DPP Partai Golkar di Slipi, Jakarta Barat itu milik negara, apa buktinya?

Saya hanya membuka arsip lama. Setahu saya gedung itu masih milik Setneg. Saya tanya KPU, apa mereka diverifikasi faktual dan mendalami aset-aset parpol.

Apa mereka ngecek kantor itu sah milik mereka atau masih menumpang. Saya hanya tanya, lho kok lempeng-lempeng saja, kayak nggak ada masalah. KPU juga nggak jawab pertanyaan itu.


Anda menuding tidak beres verifikasi KPU dalam meloloskan parpol peserta Pemilu 2014?

Dari sinyalemen itu kan jelas, proses verifikasi tidak sungguh-sungguh. Seharusnya tiap parpol diperlakukan adil, tidak dibedakan, syarat yang diminta juga sama. Tapi kok partai parlemen seakan diuntungkan lolos. Jujur, saya tak kepingin utak-atik Golkar. Tidak ada maksud menyerang seperti itu.

Saya nggak pernah ada maksud tuding siapapun atau serang partai siapapun. Saya hanya meminta penjelasan KPU sejauh mana mereka melakukan verifikasi.

Masalah ini persoalan kecil, saya temukan ada indikasi lain, tapi ini jelas ada pilih kasih KPU, terhadap parpol tidak lolos, termasuk partai saya (PBB).   


Pimpinan Golkar bilang, kantor itu sudah milik mereka,  Anda dianggap memfitnah, ini bagaimana?

Saya orangnya suka keterus-terangan, meski pahit disebut. Dalam konteks ini saya hanya terang-terangan sama KPU dan minta kejelasan tanah dan bangunan di Slipi kan masih milik negara dan terdaftar sebagai aset milik Setneg. Golkar itu kan pakainya sudah lama, mau sampai kapan. Apa mereka masih melakukan sewa menyewa.

Seharusnya mereka juga tunjukkan bukti sewa menyewa atau meminjam gedung itu. Kita kan bisa klaim gedung itu milik siapa saja, tapi mesti ada bukti.


Ucapan Anda itu dinilai memperlemah Golkar di mata publik, tanggapan Anda?

Saya hanya kasih contoh ketidakbecusan KPU Pusat menjalankan amanah konstitusi bahwa ada hal seperti itu.

Kalau mereka merasa tidak numpang di gedung itu,  buat apa marah. Kasih contoh saja masak tidak boleh. Saya hanya minta penjelasan KPU.

Anda juga dinilai pimpinan Golkar hanya panaskan iklim politik saja, apa begitu ?

Daripada ngurusin penilaian seperti itu, saya lebih baik mengawasi  Banwaslu dalam perjuangkan nasib partai tak lolos. Keputusan 10 parpol lolos itu belum final. Ada 23 partai yang dirugikan.


Oh ya, bagaimana dengan kantor PDI Perjuangan dan PPP di Jalan Dipenogoro?

Kalau itu beda. Setahu saya kantor PDIP dan PPP dibeli negara dengan APBN. Kalau gedung Golkar itu dari awalnya murni punya Setneg, sekarang dipakai Golkar.  Makanya saya tanya sama KPU, apa gedung itu sudah diserahkan apa belum?  [Harian Rakyat Merdeka/rmol/ans]

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa