Penumpukan kendaraan di perairan Selat Sunda kian parah. Sebelumnya, kemacetan hanya 4 kilometer. Namun kemarin (11/1), antrean ribuan kendaraan telah mencapai 6 km. Cuaca ekstrem membuat laju transportasi yang menghubungkan Bakauheni, Lampung Selatan dan Merak, Banten, ini terancam lumpuh.
Pada cuaca normal, jumlah kapal roll on-roll off (ro-ro) yang beroperasi melayani penyeberangan rute Bakauheni-Merak atau sebaliknya sebanyak 26 armada. Namun belakangan hanya 17 kapal ro-ro yang beroperasi. Itu pun kapal besar saja. Pemicunya, ombak di perairan Selat Sunda saat ini mencapai 4 meter. Sementara, kecepatan angin berkisar 15 hingga 20 knot.
Bukan itu saja, perjalanan Bakauheni-Merak yang dalam keadaan normal ditempuh antara 2 hingga 2,5 jam, kini bisa lebih dari 5 jam. Manajer Operasional PT ASDP Heru Purwanto mengatakan, hanya kapal-kapal yang berukuran besar yang beroperasi. Sementara, kapal berukuran kecil tidak jalan karena dikhawatirkan keselamatannya.
"Hanya kapal besar yang berani beroperasi. Ombak dan angin kencang memang masih terjadi di perairan Selat Sunda," katanya kemarin.
Dijelaskan, kapal-kapal berukuran kecil diperkirakan kembali beroperasi setelah cuaca di perairan Selat Sunda normal. Sedangkan dermaga IV dan V yang sebelumnya tidak beroperasi, mulai kemarin sudah beroperasi. Pengoperasian kembali dermaga ini juga dilakukan sebagai salah satu upaya mengurangi antrean kendaraan.
Sehari sebelumnya, dua dermaga ini tak beroperasi karena dermaga IV dan V di Merak tidak beroperasi.
Sementara mengenai kemacetan yang terjadi hingga luar areal pelabuhan, mantan supervisi PT ASDP Bakauheni ini mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Lamsel. Ia optimistis kemacetan kendaraan ini teratasi.
Terpisah, Kasatlantas Polres Lamsel AKP M. Budhi mewakili Kapolres AKBP Bayu Aji mengatakan, pihaknya terus berupaya mengatasi kemacetan yang terjadi. Agar antrean kendaraan yang menuju Pelabuhan Bakauheni tidak semakin parah, pihaknya telah menyiapkan kantong-kantong parkir di sejumlah rumah makan yang berada di jalan lintas Sumatera (jalinsum), terutama yang menuju arah Pelabuhan Bakauheni.
"Kendaraan-ke ndaraan yang akan menuju Bakauheni diarahkan ke kantong parkir yang ada," ujarnya kepada wartawan kemarin. Dengan disediakannya kantong-kantong parkir ini, terang Budhi, diharapkan dapat mencegah lebih panjangnya antrean kendaraan. Sementara berdasarkan pantauan Radar Lampung,kemacetan lalu lintas yang menuju pintu masuk Pelabuhan Bakauheni sudah terjadi di Desa Hatta, Kecamatan Bakauheni, atau sekitar 6 kilometer dari pelabuhan. Sedangkan kemacetan kendaraan yang berasal dari jalan lintas timur, mulai Desa Sumur, Kecamatan Ketapang, atau sekitar 8 kilometer dari Pelabuhan Bakauheni. (dur/p2/c1/ary/rob/jpnn)
KOMENTAR ANDA