MBC. Keamanan Indonesia di sepanjang tahun 2012 tergolong rawan. Berbagai konflik dan kerusuhan terjadi di sejumlah daerah, mulai dari Aceh sampai Papua, yang menyebabkan 154 orang tewas dan 217 luka. Dari jumlah itu 1 TNI tewas, 2 Brimob tewas, 6 TNI luka, dan 6 polisi luka.
Di sepanjang 2012 konflik terjadi mulai dari bentrok antar kampung, aparat dengan warga, antar aparat keamanan, perkelahian pelajar, bentrokan mahasiswa maupun ulah suporter sepakbola.
"Bentrokan paling parah terjadi di Kalianda, Lampung pada 27 dan 29 Oktober 2012. Dalam insiden itu 14 orang tewas dan 9 luka. Selain itu, 166 rumah, 11 motor, dan 2 gedung sekolah dibakar massa. Satu mobil dan dua motor polisi serta 26 rumah dirusak massa," kata Neta S Pane, Ketua Presidium Indonesian Police Watch, dalam keterangan persnya kepada Rakyat Merdeka Online.com (grup medanbagus.com), Jumat (11/1).
Bentrokan terakhir terjadi di Denpasar, Bali pada 31 Desember 2012. Bentrokan menjelang pergantian tahun itu menyebabkan satu orang tewas.
Ditegaskan Neta, di tahun 2012, Polri sebagai garda terdepan penjaga keamanan di negeri ini seakan tidak berdaya. Bentrokan terjadi dan meluas tanpa bisa diatasi Polri. Untuk itu Presiden sebagai institusi yang membawahi Polri perlu mengevaluasi kinerja korps baju coklat ini.
"Di tahun 2013, IPW memprediksi konflik, kerusuhan, dan ancaman keamanan lain akan semakin marak, mengingat 2013 adalah masa persiapan menjelang pemilu dan pilpres 2014," demikian Neta. [dem/rmol/ans]
KOMENTAR ANDA