MBC. Peran pengkaderan di tubuh partai politik bagaikan nafas dari organisasi. Sistem kaderisasi dan regenerasi harus berjalan langgeng untuk memperpanjang usia partai.
Kenyataannya, memasuki masa akhir jabatan anggota DPR RI periode 2009-2014, lapangan pengkaderan partai terlihat sangat kecil. Diprediksi, akan lebih banyak calon legislatif yang cuma andalkan popularitas. Selain itu, daftar caleg juga akan dipenuhi kalangan pengusaha bermodal besar.
Itulah sebagian pokok pikiran dalam disertasi politisi PDI Perjuangan, Pramono Anung Wibowo. Wakil Ketua DPR itu adalah mahasiswa S3 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran yang hari ini memperjuangkan disertasinya yang berjudul "Komunikasi Politik dan Pemaknaan Anggota Legislatif terhadap Konstituen".
Tak sia-sia, politisi bersapaan Pram itu menuai predikat Cum Laude dari para penguji yang dipimpin Rektor Unpad Prof. Dr. Ir. H Ganjar Kurnia, DEA.
Dalam sidang disertasi, Pramono Anung sempat mengungkapkan pemikirannya soal sistem proporsional gabungan di parlemen mendatang.
"Dalam sistem proporsional terbuka, tahun 2014 nanti bisa saja publik figur atau pengusaha, yang bisa duduk di DPR RI," ujar Pramono.
Dirinya melihat, akan tidak adil jika sistem itu dipertahankan karena dalam dinamika perpolitikan akan banyak kader ideologis yang tersisihkan.
"Penelitian saya menyebutkan, sangat efektif bila proporsional gabungan ini diterapkan, karena akan seimbang dan menghargai peran kader partai," paparnya.
Selain memberi rasa keadilan, para anggota DPR nanti juga bisa merealisasikan janji mereka ke konstituen secara merata.
Acara sidang disertasi yang digelar di aula utama Graha Sanusi Unpad ini dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional seperti mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Pendiri Nasdem Surya Paloh, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung, serta sejumlah anggota DPR RI. [ald/rmol/ans]
KOMENTAR ANDA