MBC. Ketika para pendukungnya menggelar aksi demonstrasi besar-besaran untuk mendukung kesembuhan presidennya, PresidenVenezuela Hugo Chavez justru terbaring lemah di Kuba.
Chavez masih terlalu sakit untuk menghadiri pelantikannya, kemarin. Penundaan pelantikan presiden ini merupakan yang pertama kali terjadi di Venezuela. Untuk sementara, tampuk pimpinan pemerintahan diemban Wakil Presiden Nicolas Maduro.
“Orang-orang rela berjalan kaki. Mereka rendah hati dan patriotis. Besok kita akan menunjukkan kebanggaan kita pada satu orang. Kami semua mendukung Chavez!” seru Maduro.
Sebanyak 29 juta rakyat Venezuela harap-harap cemas menunggu kabar terakhir Chavez. Sedangkan sekutu Chavez, seperti Presiden Uruguay, Bolivia dan Nikaragua akan datang ke Venezuela sebagai bentuk dukungan kepada pemimpin yang sudah berkuasa sejak 1999 itu.
Aksi demo mendukung Chavez yang berjumlah jutaan, kemarin, merupakan aksi terbesar sejak gelombang protes pada 2002.
“Nyanyikan lagu, bentangkan spanduk agar semua orang tahu bahwa kita semua ada di belakang Chavez dalam revolusi ini,” teriak Diosdado Cabello, Ketua Majelis Nasional Venezuela (MPR) yang dekat dengan Chavez.
Pemimpin oposisi Venezuela yang dikalahkan Chavez di pemilihan presiden, Henrique Capriles, meradang mendapati situasi ini. Dia membantah jika kubunya tidak punya kekuatan untuk membuat demonstrasi tandingan. Dia beralasan, demo tandingan bakal memicu bentrokan antar warga.
“Tidak membawa orang turun ke jalan bukan tanda kelemahan, melainkan tanggung jawab,” kata Capriles.
“Siapakah yang menang dari koflik ini? Mereka menang, pemimpin yang menipu, yang tidak (merasa) memiliki negara ataupun kedaulatannya,” ujar Capriles
“Mereka mencoba menempatkan pemimpin-pemimpin Amerika (Latin) untuk turut dalam demonstrasi politik itu,” tegasnya menanggapi kedatangan Presiden Uruguay, Bolivia, Nikaragua dan Argentina ke Venezuela.[Harian Rakyat Merdeka/rmol/ans]
KOMENTAR ANDA