Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serdang Bedagai (Sergai) akan melakukan pengerukan Sungai Rampah sebagai upaya mengantisipasi ancaman banjir. Alokasi dana pengerukan sekaligus pelebaran diharapkan dapat ditampung dalam APBD Sumatera Utara (Sumut) tahun anggaran 2013.
Rencana tersebut disampaikan Bupati Serdang Bedagai, Tengku Erry Nuradi, usai menyerahkan bantuan kepada 200 Kepala Keluarga (KK) korban banjir Sergai di halaman kantor Camat Sei Rampah, Selasa (08/01/2013).
Dalam kesempatan tersebut, Tengku Erry mengatakan, pengerukan dan pelebaran Sungai Rampah merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi (Pemrov) Sumut. "Semoga pengajuan alokasi pengerukan dan pelebaran Sungai Rampah mendapat perhatian Pemprov Sumut," harap Erry.
Menurut Erry, pengerukan dan pelebaran Sungai Rampah salah satu kebutuhan mendesak agar tidak menjadi ancaman bagi lahan pertanian dan pemukiman warga di Sergai.
"Sungai Rampah saat ini sangat dangkal. Lebar sungai sepanjang tahun makin mengecil. Butuh penanganan serius jika tidak ingin menjadi ancaman serius, terutama di musim hujan," sebut Erry.
Lebih rinci Erry mengatakan, akibat Sungai Rampah mengalami pendangkalan dan penyusutan penampang sungai, 5 kecamatan di Sergai terendam banjir pada November 2012 lalu, terutama pemukiman warga di Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Rampah.
"Lahan pertanian rusak dan ribuan rumah warga terendam banjir. Warga mengalami kerugian besar karena lahan sawah terendam air," tambah Erry.
Erry juga mengatakan, banjir tidak menjadi ancaman di Sergai, namun juga menjadi momok menakutkan di sejumlah daerah, termasuk di kota Medan.
"Secara pribadi, saya sangat prihatin dengan warga yang terpaksa mendiami pingiran Sungai Deli di Medan. Tidak hanya karena hujan di Medan, hujan di hulu sungai juga menyebabkan banjir," sebut Erry.
Intensitas turun hujan yang tinggi diperparah saluran air yang tidak memadai menjadi salah satu penyebab banjir. Belum lagi rendahnya kesadaran masyarakat menjaga kelestarian sungai, mengakibatkan sejumlah kawasan di Medan menjadi langganan banjir.
"Saya mendapat informasi dari warga, sepanjang tahun 2011, banjir menggenangi rumah warga sebanyak 23 kali. Sedang tahun 2012 tercatat 17 kali. Ketinggian air rata-rata 1 meter," papar Erry. [ded]
KOMENTAR ANDA